Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis Beberkan Momentum Tepat Perusahaan Lakukan IPO Saham

Aksi IPO menjadi momentum yang tepat dilakukan pada saat pasar saham menguat.
Investor mengamati layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (Rabu (7/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mengamati layar yang menampilkan pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (Rabu (7/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah analis menilai, melakukan initial public offering (IPO) atau penawaran perdana saham saat IHSG sedang menguat adalah pilihan yang tepat.

Dalam pipeline Bursa Efek Indonesia (BEI) per 16 Mei 2025, dikatakan bahwa terdapat sedikitnya 29 perusahaan yang akan melakukan IPO pada 2025. Rinciannya, sebanyak 3 perusahaan memiliki aset skala kecil, 17 perusahaan beraset skala menengah, dan 9 perusahaan memiliki aset besar.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas David Kurniawan menyebut, melakukan aksi penawaran perdana saham saat ini, dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi emiten.

Menurut David, menguat dan stabilnya IHSG di level psikologis 7.000 mencerminkan kepercayaan investor terhadap pasar. Alhasil, likuiditas pasar meningkat dan mendorong minat investor terhadap saham-saham baru.

”Bisa sangat menguntungkan karena perusahaan bisa mendapatkan valuasi yang lebih tinggi sehingga dana yang diperoleh juga lebih besar. Minat investor sedang tinggi [juga] memperbesar peluang oversubscribed,” katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (20/5/2025).

Akan tetapi, David memberikan sejumlah catatan mengenai kondisi ini. Menurutnya, emiten yang akan melakukan IPO juga harus memperhatikan valuasi saham, kesiapan fundamental, dan tata kelola perusahaan.

Dia menilai, kondisi makroekonomi dan geopolitik juga menjadi penentu keberhasilan IPO di tengah kondisi ini.

"Sentimen pasar cukup positif, namun investor retail dan institusi makin selektif, lebih focus pada fundamental dan prospek pertumbuhan," lanjutnya.

Senada, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia juga menyebut bahwa menguatnya IHSG menjadi salah satu peluang bagi emiten untuk mempertimbangkan IPO. Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, minat investor terhadap saham baru cenderung meningkat dan memberikan potensi keuntungan yang besar.

Akan tetapi, Liza menyebut, keberhasilan IPO perusahaan tergantung pada kesiapan internal perusahaan. Selain itu, emiten perlu untuk mencermati sejumlah faktor, seperti posisi kompetitor dalam pipeline BEI, serta arah suku bunga global.

”Jangan lupa, investor jaman sekarang itu selektif terhadap prospek jangka panjang emiten,” kata Liza saat dihubungi, Selasa (20/5/2025).

Menurut para analis, sektor konsumsi, infrastruktur, energi, perbankan digital, keuangan, dan teknologi menjadi sektor yang paling potensial meraup dana tebal saat IPO di tengah kondisi saat ini.

Adapun indeks harga saham gabungan (IHSG) telah menyentuh level 7.000 sejak perdagangan pekan lalu. Hari ini IHSG ditutup menguat di level 7.094,60. Posisi itu menunjukkan IHSG mengalami penguatan 0,03% sepanjang tahun berjalan 2025.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper