Bisnis.com, JAKARTA —Indeks harga saham gabungan (IHSG) berada di jalur pendakian dalam sepekan terakhir dan diproyeksi membidik level 7.600 pada akhir 2025. Sejumlah sektor dinilai potensial tampil bertenaga hingga sisa tahun ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan penguatan sebesar 0,49% atau 34,56 poin ke level 7.141,09 pada Senin (19/5/2025). Di level itu, indeks komposit menguat 0,86% secara year-to-date.
Pandangan optimistis terhadap prospek pasar saham salah satunya disampaikan oleh Mandiri Sekuritas. Head of Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menuturkan pihaknya overweight terhadap saham pada tahun ini.
"Untuk target IHSG kami proyeksikan 7.150-7.600 pada akhir 2025," ujarnya, Senin (19/5/2025).
Adrian menjelaskan saat ini likuiditas di pasar modal terlihat sudah cukup baik selama 1 hingga 2 bulan terakhir.
"Lalu juga ada ruang untuk pemotongan suku bunga dari sisi policy rate, dan juga fiskal juga terjadi perbaikan ya. Jadi kami harap ya mungkin outlook pertumbuhan untuk saham itu terjadi perbaikan juga," katanya.
Di sisi lain, Joezer mencermati penjualan saham dari institusi asing maupun domestik telah mulai mereda. Mandiri Sekuritas mencatat, aksi jual asing atau outflow dari IHSG mencapai sekitar Rp40 triliun, mirip dengan tahun lalu.
Dia menjelaskan outflow tidak hanya terjadi di pasar modal Indonesia, tetapi juga pada emerging market lainnya.
Joezer juga menjelaskan aturan relaksasi buyback juga cukup membantu untuk menciptakan katalis positif dan sentimen kepercayaan dari emiten kepada pelaku pasar.
Di tengah pandangan overweight terhadap saham, Mandiri Sekuritas memaparkan sejumlah sektor yang diteropong akan unggul pada tahun ini, yaitu sektor perbankan, bahan bangunan (cat), semen, barang konsumen, ritel, teknologi, dan telekomunikasi.
Sementara itu, pandangan netral disematkan untuk sektor kesehatan, otomotif, menara telekomunikasi, dan properti, serta pandangan underweight untuk sektor konstruksi, energi, dan utilitas.
Sementara itu, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengatakan valuasi pasar saham Indonesia sudah tinggi dengan level yang tidak sejalan dengan lemahnya ekonomi domestik.
“Kami melihat dukungan fundamental untuk pasar saham sangat terbatas,” ujarnya.
Dalam situasi ini, Mirae masih menyukai aset emas sebagai lindung nilai dan mempertahankan ANTM sebagai saham pilihan. Hal itu didasari oleh pertimbangan performa kuartal I/2025 yang kuat dan potensi berlanjutnya penguatan harga emas.
Dalam riset terpisah, analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsella Siahaan menyampaikan IHSG pada 2025 diperkirakan diperdagangkan dengan valuasi price to earnings ratio (PER) sekitar 11,5 kali.
“Kami mempertahankan target IHSG di posisi 7.075, mempertimbangkan volatilitas yang diperkirakan bertahan dalam waktu yang panjang akibat narasi perang dagang,” tulisnya dalam riset.
Ciptadana Sekuritas merekomendasikan saham BBCA, BRIS, ICBP, ISAT, EXCL, GOTO, dan ANTM pada 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.