Bisnis.com, JAKARTA — Tren koreksi harga buyback emas Antam membuat pembeli emas Antam sejumlah periode masih boncos.
Berdasarkan data Logam Mulia Selasa (20/5/2025), harga buyback emas Antam turun Rp23.000 ke Rp1.715.000. Posisi itu menjauh dari rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di Rp1.888.000 pada 22 April 2025.
Sejalan dengan itu, pembeli emas Antam sejumlah periode masih membukukan kerugian apabila menjual berdasarkan harga buyback terkini.
Sebagai gambaran, harga jual emas Antam ukuran 1 gram telah berada di atas Rp1.715.000 sejak 14 Maret 2025. Tertinggi, harga jual emas Antam sempat menembus Rp2.039.000 pada 22 April 2025.
Buyback emas merupakan transaksi menjual kembali emas, baik dalam bentuk logam mulia, logam batangan, maupun perhiasan. Biasanya, harga yang dibanderol lebih rendah dari harga jual saat itu.
Kendati demikian, buyback emas masih bisa mendatangkan keuntungan apabila terdapat selisih besar antara harga jual dan harga buyback.
Baca Juga
Sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non NPWP). Adapun, PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.
Sementara itu, Reuters melaporkan harga emas di pasar spot naik 0,9% menjadi US$3.229,51 per troy ounce pada Selasa (20/5/2025). Sementara itu, kontrak berjangka emas AS melonjak 1,5% ke posisi US$3.233,50 per troy ounce.
Moody’s resmi memangkas peringkat utang pemerintah AS dari Aaa menjadi Aa1 pada Jumat lalu, dengan alasan meningkatnya beban utang dan biaya bunga yang jauh melampaui negara-negara lain dengan peringkat serupa.
“Dalam jangka menengah, emas tetap menjadi aset yang aman, terutama setelah penurunan peringkat AS. Pasar ini masih layak untuk strategi beli dan tahan,” ujar Bob Haberkorn, analis pasar senior di RJO Futures.
Di sisi lain, indeks dolar AS merosot ke level terendah sejak 8 Mei, sementara bursa saham utama Wall Street ikut tergelincir. Melemahnya dolar membuat emas lebih terjangkau bagi investor global yang memegang mata uang lain.
Pasar keuangan global juga sedikit terguncang setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperingatkan bahwa Presiden Donald Trump akan memberlakukan tarif sesuai ancaman sebelumnya pada 2 April, jika mitra dagang tidak menunjukkan itikad baik dalam negosiasi.
Sebagai aset aman yang sering diburu saat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi meningkat, emas telah menorehkan sejumlah rekor harga sepanjang tahun ini, dengan kenaikan mencapai 23,1% sejak awal tahun.
Goldman Sachs tetap pada proyeksi bullish-nya, memperkirakan harga emas akan mencapai US$3.700 per troy ounce pada akhir 2025, dan menembus US$4.000 pada pertengahan 2026. Proyeksi ini didorong oleh mulai terbukanya minat sektor swasta dalam mendiversifikasi aset ke emas.
Dari ranah geopolitik, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan bahwa setelah melakukan percakapan dengan Presiden Trump pada Senin, proses menuju penyelesaian damai di Ukraina menunjukkan kemajuan. Moskow, kata Putin, siap bekerja sama dengan Kiev untuk menyusun nota kesepahaman menuju perjanjian damai.