Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Tunggu Rilis Data Ekonomi, Wall Street Naik Tipis

Bursa AS ditutup menguat tipis dengan ketiga indeks utama Wall Street naik di bawah 0,25%, seiring dengan sikap investor yang menanti data ekonomi berikutnya.
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024. Aksi jual pasar global semakin dalam karena kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS semakin meningkat./Bloomberg-Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup menguat tipis pada Rabu (14/5/2025) seiring dengan sikap investor yang menanti data ekonomi berikutnya setelah awal pekan yang kuat didorong oleh data inflasi yang lemah dan gencatan senjata tarif AS-China.

Melansir Reuters pada Kamis (15/5/2025), indeks S&P 500 naik 5,56 poin, atau 0,09% pada 5.892,11 poin, sementara Nasdaq Composite juga naik 132,91 poin, atau 0,70%, hingga ditutup pada 19.142,99. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 95,43 poin, atau 0,23%, pada 42.045,00.

Investor mencermati perkembangan perdagangan lebih lanjut sementara Presiden Donald Trump mengunjungi negara-negara Teluk dan mengamankan komitmen senilai US$600 miliar dari Arab Saudi. Beberapa perusahaan teknologi AS menguat setelah pemerintah mengumumkan kesepakatan terkait kecerdasan buatan di Timur Tengah pada Selasa.

Ahli strategi portofolio senior Ingalls & Snyder Tim Ghriskey mengatakan bahwa meskipun kebijakan tarif AS-China ditunda, tidak ada kesepakatan akhir yang dibuat.

"Ada ketidakpastian yang menggantung tentang apa yang akan dikatakan para pemimpin dunia, termasuk Presiden Trump tentang perdagangan," ungkap Ghriskey.

Saham AS telah menguat tajam pada Senin dan menguat lagi pada Selasa setelah Amerika Serikat dan China menunda selama 90 hari dalam perselisihan tarif sengit mereka.

Turut mendukung penguatan pasar adalah data yang inflasi AS yang pulih secara moderat pada bulan April.

Sebelum pekan ini, pengumuman AS tentang penangguhan tarif selama 90 hari pada tanggal 9 April untuk negara-negara selain China dan perjanjian perdagangan terbatas AS-Inggris minggu lalu juga telah membantu ekuitas. 

Wakil Ketua Federal Reserve AS Philip Jefferson mengatakan pada hari Rabu bahwa meskipun data inflasi baru-baru ini menunjukkan kemajuan menuju sasaran inflasi the Fed sebesar 2%, prospeknya sekarang tidak pasti. Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan data tersebut tidak selalu mencerminkan dampak dari kenaikan tarif.

Ketua Fed Jerome Powell dijadwalkan berpidato pada hari Kamis, dan komentarnya akan diawasi secara ketat untuk mendapatkan petunjuk tentang bagaimana bank sentral berencana melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter.

Karena Rabu merupakan hari yang relatif tenang untuk data ekonomi, Andrew Graham, mitra pengelola dan pendiri Jackson Square Capital, mengatakan investor tetap tenang sebelum Indeks Harga Produsen (PPI) April dan pembacaan penjualan eceran yang akan dirilis pada Kamis pagi.

"Orang-orang mencari bukti apa pun bahwa situasi tarif telah bocor ke ekonomi riil," kata Graham, tetapi dengan jeda 90 hari terhadap kebijakan tarif, ia mengatakan ia tidak terlalu khawatir dengan pembacaan data April.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper