Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas anjlok lebih dari 2% pada Rabu (14/5/2025) ke level terendah dalam lebih dari satu bulan, karena meningkatnya optimisme perdagangan yang mendorong selera risiko, sehingga investor beralih dari emas batangan.
Melansir Reuters pada Kamis (15/5/2025), harga emas di pasar spot merosot ke level terendah sejak 11 April, turun 2% menjadi US$3.181,62 per troy ounce. Harga emas batangan sempat turun hingga US$3.174,62 di awal sesi. Adapun, harga emas berjangka AS terpantau melemah 1,8% ke US$3,188.3 per troy ounce.
"Kenaikan harga global yang dipicu oleh pengurangan tajam tarif AS-China telah memicu koreksi melalui level teknis dalam emas," kata Tai Wong, pedagang logam independen.
Sebelumnya, AS dan China sepakat untuk mengurangi tarif perdagangan secara drastis dan memberlakukan jeda selama 90 hari sementara rinciannya sedang dikerjakan.
Dalam wawancara pada Selasa (13/5/2025), Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia dapat melihat dirinya sendiri berurusan langsung dengan Presiden China Xi Jinping mengenai rincian pakta perdagangan.
Dia juga mengatakan bahwa "kesepakatan potensial" dengan India, Jepang, dan Korea Selatan sedang dikerjakan.
Baca Juga
Emas, yang dikenal sebagai tempat berlindung yang aman di masa gejolak geopolitik dan ekonomi, mencapai rekor tertinggi US$3.500,05 bulan lalu. Harga naik 21,3% sepanjang tahun ini.
Analis pasar City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada memperkirakan momentum bearish harga emas masih akan berlanjut selama beberapa hari ke depan, meskipun tren jangka panjang masih bullish.
"Target penurunan pertama adalah US$3.136, diikuti oleh US$3.073 dan kemudian, level terakhir $3.000,” jelasnya.
Para pelaku pasar sekarang menunggu data indeks harga produsen (PPI) AS, yang akan dirilis pada hari Kamis, setelah inflasi indeks harga konsumen AS yang lebih lemah dari perkiraan, untuk mendapatkan petunjuk tentang jalur kebijakan Federal Reserve.
Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan karena merupakan aset dengan imbal hasil nol.