Bisnis.com, JAKARTA — PT Adhi Commuter Properti Tbk. (ADCP) memperoleh restu dari mayoritas pemegang Obligasi II Tahun 2022 Seri B untuk memperpanjang masa jatuh tempo surat utang dari 24 Mei 2025 menjadi 24 Mei 2027.
Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) yang digelar pada 9 Mei 2025 di kantor pusat ADHI, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Sekretaris Perusahaan ADCP Bayu Purwana menyampaikan bahwa dalam rapat tersebut, para pemegang obligasi menyetujui usulan perseroan untuk memperpanjang masa jatuh tempo obligasi selama dua tahun.
“Para pemegang obligasi telah menyetujui usulan emiten untuk melakukan perpanjangan jatuh tempo obligasi selama dua tahun, menjadi 24 Mei 2025 dari tanggal jatuh tempo sebelumnya pada 24 Mei 2025,” ujarnya, Rabu (14/5/2025).
Bayu menyatakan bahwa meski telah meraih persetujuan, ADCP berkomitmen untuk memenuhi seluruh kewajiban pembayaran pokok dan bunga sesuai skema yang baru. Perusahaan juga memastikan tingkat pengembalian tetap 11% sesuai dengan kupon awal, tanpa penurunan imbal hasil selama periode perpanjangan.
Sebagai bentuk apresiasi atas dukungan investor, perseroan akan memberikan consent fee sebesar 10 basis poin atau 0,1% dari nilai obligasi. Insentif tersebut akan dibayarkan ADCP pada kuartal pertama setelah perpanjangan efektif.
Baca Juga
“Perpanjangan ini merupakan langkah strategis untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan di tengah dinamika pasar dan sektor usaha, sekaligus memastikan agar kewajiban terhadap pemegang obligasi dapat dipenuhi secara optimal,” kata Bayu.
Sementara itu, terkait dengan kinerja keuangan, ADCP membukukan laba bersih sebesar Rp16,26 juta hingga kuartal I/2025. Perolehan tersebut merosot hingga 99,77% year on year (YoY) dari posisi sama tahun sebelumnya Rp7,11 miliar.
Penurunan laba bersih perseroan turut dipengaruhi oleh kinerja penjualan yang turun 13,98% YoY menjadi Rp70,46 miliar. Pendapatan ini berasal segmen properti sebesar Rp44,19 miliar dan segmen hotel menyumbang Rp25,37 miliar.
Seiring penurunan pendapatan, beban pokok ADCP juga mengalami koreksi sebesar 8,05% ke angka Rp55,17 triliun. Hal ini membuat perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp15,29 miliar, atau menurun hingga 30,22% secara tahunan.
________________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.