Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI: Satu Perusahaan Tunda IPO pada 2025, Antrean Masih Ramai?

BEI mencatat terdapat 29 calon emiten dalam pipeline pencatatan saham. Namun, satu perusahaan yang menunda proses penawaran umum perdana alias IPO pada 2025.
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham gabungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/4/2025). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham gabungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/4/2025). JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat masih terdapat 29 calon emiten dalam pipeline pencatatan saham. Namun, ada satu perusahaan yang menunda proses penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada tahun ini.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menuturkan bahwa penundaan tersebut dilakukan karena perusahaan terkait masih memerlukan waktu tambahan untuk menyesuaikan dokumen-dokumen persyaratan. Sayangnya, identitas calon emiten ini tidak disebutkan secara terbuka oleh otoritas bursa. 

“Sepanjang tahun 2025, hanya terdapat satu calon perusahaan tercatat yang menunda proses penawaran umum perdana dengan alasan masih membutuhkan waktu untuk melakukan penyesuaian dokumen,” ujar Nyoman, Kamis (8/5/2025).

Di sisi lain, PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) resmi mencatatkan sahamnya di papan perdagangan BEI hari ini. Perusahaan di sektor layanan kesehatan tersebut menjadi salah satu dari deretan emiten baru yang berhasil melantai tahun ini.

DKHH menjadi perusahaan ke-14 yang mencatatkan saham atau listing pada 2025, dengan dana IPO yang dikumpulkan mencapai Rp69,96 miliar.

Dengan pencatatan DKHH, Nyoman mengungkapkan bahwa total masih ada 29 perusahaan dalam antrean untuk melantai di bursa. Mayoritas perusahaan berasal dari kelompok usaha dengan aset skala menengah hingga besar.

“Kami sampaikan bahwa saat ini masih terdapat 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham di BEI. Sebagian besar dari perusahaan tersebut berada dalam kategori aset skala menengah dan besar,” ucapnya. 

Dalam catatan BEI, mayoritas calon emiten yang berada dalam pipeline berasal dari sektor consumer non-cyclicals, lalu disusul oleh sektor keuangan, kesehatan, consumer cyclicals, industri, energi, hingga transportasi dan logistik.

Dari skala aset, sebanyak 3 perusahaan dalam pipeline tercatat memiliki aset di bawah Rp50 miliar, 17 perusahaan memiliki aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar, dan 10 perusahaan tergolong perusahaan besar dengan aset di atas Rp250 miliar.

Sementara itu, sepanjang 2025, sudah ada 14 perusahaan yang resmi tercatat di BEI. Dari jumlah tersebut, perolehan dana IPO terbesar diraih PT Bangun Kosambi Sukses Tbk. (CBDK), anak usaha dari PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI). 

Perusahaan yang terafiliasi dengan konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan tersebut berhasil menghimpun dana IPO sebesar Rp2,3 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper