Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksi melanjutkan penguatan pada hari ini, Senin (5/5/2025), sambil menunggu pengumuman data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2025.
IHSG ditutup pada level 6.815,730 pada Jumat (2/5/2025). Di level itu, IHSG melemah 3,73% sepanjang tahun berjalan 2025.
Tim Analis CGS International Sekuritas Indonesia memaparkan investor akan mencermati data pertumbuhan ekonomi RI kuartal I/2025 yang menurut konsensus Bloomberg sebesar 4,93% atau lebih rendah dari sebelumnya 5,02%.
Sentimen lain yang membayangi pasar saham ialah kembali menguatnya indeks di bursa Wall Street seiring dengan meredanya tensi perang dagang dan solidnya data nonfarm payrolls. Dua sentimen dari Amerika Serikat itu diprediksi akan menjadi sentimen positif di pasar.
Berlanjutnya aksi beli investor asing dan naiknya harga komoditas mineral logam juga disebut berpeluang menjadi tambahan sentimen positif untuk IHSG.
“IHSG diprediksi melanjutkan penguatannya dengan kisaran support 6.765–6.715 dan resistance 6.870–6.920,” tulisnya dalam riset, Senin (5/5/2025).
Saham yang direkomendasikan oleh CGS International Sekuritas Indonesia pada hari ini ialah PANI, BUMI, TLKM, ISAT, EXCL, dan ANTM.
Sementara itu, Tim Analis BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak pada rentang support 6.700 dan resistance 6.875 pada hari ini.
Secara teknikal, IHSG pada perdagangan terakhir berhasil menembus level resistance psikologis pada 6.800.
“Saat ini berpotensi untuk melanjutkan penguatan terbatasnya menuju resistance selanjutnya pada level 6.875. Tetap cermati area support jika terjadi pelemahan pada support psikologisnya di 6.700.”
BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan investor untuk beli saham TPIA, BUMI, dan UNVR pada hari ini.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG membukukan kenaikan sebesar 0,24% atau 16,22 poin menuju posisi 6.831,95. Sepanjang hari ini, IHSG dibuka pada level 6.844,37 dan sempat menyentuh level tertingginya di 6.879,10.
Tercatat, sebanyak 346 saham meningkat, 257 saham turun, dan 201 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp11.896 triliun.
Saham berkapitalisasi pasar jumbo yang menguat dipimpin oleh PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) yang naik 1,43% menuju level Rp7.075, saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) tumbuh 1,14% menjadi Rp1.775, dan saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) meningkat 0,87%.
Adapun saham market cap besar yang turun di antaranya PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) melemah 1,51% menuju level Rp19.600, dan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terkoreksi 0,52% menjadi Rp3.860 per saham.

IHSG dibuka menguat pada posisi 6.844,37. IHSG sempat bergerak di rentang 6.831-6.850 sesaat setelah pembukaan.
Tercatat, 259 saham menguat, 117 saham melemah, dan 221 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau menjadi Rp11.899 triliun.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi salah satu saham yang menguat pagi ini dengan naik 0,28% ke level Rp9.000 per saham. Pada saat yang sama, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) naik tipis 0,4% ke posisi Rp4.980.
Lalu saham PT GoTo Gojek TokopediaTbk. (GOTO) juga menguat 1,22% ke level Rp83 per saham pada awal perdagangan hari ini. Selain itu, saham milik taipan Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) melaju 2,02% ke level Rp8.825 per saham pagi ini.
Di jajaran top gainers, saham PT Merdeka Battery Minerals Tbk. (MBMA) tancap gas dengan kenaikan 11,77% ke posisi Rp342 per saham.

Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan kenaikan IHSG mulai terbatas pada hari ini. IHSG diperkirakan bergerak dengan rentang perdagangan di level 6.717 hingga 6.871 dan support di level 6.680.
"Menurut kami, penguatan IHSG, rupiah, serta turunnya imbal hasil SBN dan premi CDS Indonesia terjadi terlalu cepat, di tengah masih tingginya ketidakpastian ekonomi, baik global maupun domestik," ujarnya.
Di pasar global, muncul harapan akan adanya negosiasi dagang antara AS dan Tiongkok. Menurut Mirae, negosiasi yang akan berlangsung kemungkinan masih akan berjalan cukup lama dan belum akan ada keputusan yang jelas untuk melakukan de-eskalasi.
Wall Street, lanjutnya, juga terlalu cepat merespons positif dari harapan negosiasi tersebut.
Di Indonesia, perkembangan data ekonomi menunjukkan kondisi yang kurang baik, dengan inflasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi dan indikator manufaktur PMI yang turun signifikan, mengindikasikan terjadinya kontraksi di level 46,7 pada April.
"Kami menilai level IHSG saat ini sudah terlalu tinggi dan merekomendasikan profit taking sementara."
Pada hari ini, Mirae menyarankan trading buy BRPT dan ADMR, serta buy on weakness untuk JPFA.