Bisnis.com, JAKARTA — Emiten sawit portofolio Lo Kheng Hong, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) berbalik mengantongi laba sepanjang kuartal I/2025, jelang finalisasi akuisisi mayoritas saham oleh perusahaan milik Ciliandra Fangiono.
Laporan keuangan perusahaan mengungkap bahwa ANJT mengakumulasi laba bersih sebesar US$5,08 juta atau sekitar Rp84,29 miliar (asumsi kurs Jisdor Bank Indonesia 27 Maret 2025 Rp16.566 per US$) sepanjang tiga bulan pertama 2025. Kondisi ini berbalik dibandingkan dengan kuartal I/2024 ketika perusahaan melaporkan rugi berjalan sebesar US$3,10 juta.
Direktur Keuangan ANJT Nopri Pitoy menjelaskan bahwa peningkatan laba bersih ini mencerminkan ketangguhan model bisnis perusahaan dalam memanfaatkan momentum pasar melalui strategi harga yang adaptif dan pengelolaan biaya yang efisien.
“Peningkatan laba bersih terutama didorong oleh volume penjualan dan harga jual produk minyak sawit yang lebih tinggi, penurunan biaya pemeliharaan di perkebunan yang sudah menghasilkan, serta penurunan biaya pengolahan di pabrik minyak sawit kami,” kata Nopri.
Pertumbuhan bottom line sejalan dengan kinerja penjualan ANJT yang naik 29,6% year-on-year (YoY) dari US$48,91 juta pada kuartal I/2024 menjadi US$63,38 juta per Maret 2025. Manajemen dalam keterangan resmi menjelaskan peningkatan ini didorong oleh volume penjualan dan harga jual rata-rata minyak sawit (crude palm oil/CPO) yang lebih tinggi.
Austindo Nusantara Jaya tercatat menjual 60.057 ton CPO sepanjang kuartal I/2025, meningkat 7,5% daripada 55.857 ton pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Sementara itu, harga jual rata-rata (ASP) CPO juga mengalami peningkatan menjadi US$881 per ton, lebih tinggi 16,4% dibandingkan US$757 per ton pada periode yang sama tahun sebelumnya, meskipun harga komoditas sempat terpengaruh oleh ketegangan perdagangan AS-China.
Berdasarkan segmen bisnis, kelapa menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan dengan nilai US$61,7 juta atau 97,4% dari total pendapatan konsolidasi. Segmen sayuran juga menunjukkan kinerja yang solid dengan peningkatan pendapatan sebesar 55,3% dari US$700.000 menjadi US$1,1 juta. Kenaikan ini didukung oleh peningkatan volume penjualan dan ASP edamame beku, segar, dan mukimame (edamame kupas).
Selain itu, segmen sagu menyumbang US$396.383 terhadap pendapatan konsolidasi, meningkat 21,9% dari US$325.083 pada periode yang sama tahun lalu, terutama karena volume penjualan yang lebih tinggi.
Sebagaimana diumumkan perusahaan pada pertengahan Maret 2025, 91,17% kepemilikan saham ANJ yang dimiliki oleh PT Austindo Kencana Jaya, PT Memimpin Dengan Nurani, Sjakon George Tahija dan George Santosa Tahija sedang dalam proses akuisisi oleh PT Ciliandra Perkasa, entitas usaha dari First Resources Limited.
Dalam rencana akuisisi ini, First Resources menyampaikan Ciliandra Perkasa wajib untuk melakukan penawaran tender wajib guna membeli sisa kepemilikan saham di Perusahaan Target, yaitu maksimum 296.193.312 saham biasa yang mewakili sekitar 8,83% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor di Perusahaan Target atau Saham yang Tersisa.
First Resources juga menjelaskan harga pembelian untuk saham yang dijual adalah sebesar US$329,75 juta, yang dapat disesuaikan.
Harga Pembelian tersebut ditetapkan setelah melalui proses penawaran kompetitif terkait saham yang dijual, serta negosiasi secara wajar dan independen antara pembeli dan para penjual, dengan mempertimbangkan nilai kepemilikan saham perusahaan target dalam grup target serta harga saham perusahaan target di pasar terbuka.
Adapun saat penyelesaian akuisisi ini dilakukan, Ciliandra Perkasa akan membayar ke penjual sebesar US$312,35 juta secara tunai, dan sisa jumlah harga pembelian sebesar US$17,04 juta akan dibayarkan oleh pembeli dalam dua rekening escrow, masing-masing untuk rekening AKJ dan MDN.
Proses akuisisi sendiri masih berlangsung hingga kedua belah pihak memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
Finalisasi proses akuisisi akan diumumkan secara resmi setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 7 Mei 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.