Dia menjelaskan bahwa TAPG dan AALI membukukan estimasi yield sekitar 3% dengan prospek stabil berkat harga CPO yang tetap kuat. AKRA yang bergerak di sektor logistik dan energi mencatatkan yield 8,3% dengan fundamental yang kokoh, menjadikannya salah satu pilihan utama dengan rekomendasi buy dengan target harga Rp1.320.
Lalu, PRDA di sektor kesehatan dan SCMA di media, meski menawarkan yield lebih moderat, tetap menarik karena berasal dari sektor-sektor yang lebih tahan banting terhadap risiko perlambatan ekonomi.
"SCMA direkomendasikan buy dan target harga Rp230. Meski demikian, selektivitas tetap menjadi kata kunci, sebab yield tinggi tanpa dukungan kinerja fundamental justru bisa menjadi jebakan bagi investor," ujarnya.
Kemudian dia mengatakan bahwa peta pasar yang masih sangat dinamis, musim dividen pada tahun ini diharapkan bukan sekadar menjadi pelipur lara di tengah tekanan, tetapi juga menjadi momentum awal menuju pemulihan IHSG yang lebih berkelanjutan.
Menurutnya, disiplin dalam memilih saham, memanfaatkan peluang dari momentum dividen, dan kesiapan menghadapi tantangan global akan menjadi kunci utama bagi investor untuk bertahan, bahkan meraih peluang besar di tengah pasar yang penuh dinamika saat ini.
Sementara itu, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah mengatakan bahwa saat ini SCMA menjadi salah satu yang memberikan dividen yield menarik pada harga pasar saat ini.
Baca Juga
"Estimasi saat ini dividen yield di 8,8% dengan potensi pertumbuhan yang lebih memanfaatkan daya beli masyarakat dalam negeri sehingga dampak dari perang tarif dapat diminimalisir," ujarnya.
Untuk diketahui, IHSG masih melemah 5,66% secara year-to-date hingga 25 April 2025, hanya menempati peringkat keempat dari enam indeks utama di Asean, dan kesembilan dari 13 indeks Asia Pasifik.
Musim pembagian dividen mewarnai dinamika pasar modal Indonesia, menawarkan secercah harapan di tengah kinerja IHSG yang masih lesu sepanjang tahun berjalan.