Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Grup Djarum TOWR Hati-hati Ekspansi saat Pertumbuhan Ekonomi Kontraksi

Emiten Grup Djarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) menyampaikan akan berhati-hati melakukan ekspansi melihat kondisi ekonomi yang diperkirakan melambat.
Suasana salah satu menara BTS di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (27/11/2023). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Suasana salah satu menara BTS di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (27/11/2023). JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten menara Grup Djarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) akan mengambil langkah hati-hati untuk melakukan ekspansi di tahun ini, melihat kondisi ekonomi yang diperkirakan melambat. 

Advisor dan Grup Investor Relations TOWR Adam Gifari menjelaskan perseroan akan berhati-hati melakukan ekspansi di tahun ini karena kompetisi di industri menara telekomunikasi masih cukup dinamis. 

"Kemudian makroekonomi seperti tukar rupiah, suku bunga juga belum turun, BI ini enggak turunin suku bunga. Kabarnya juga likuditas mengetat, terus pertumbuhan ekonomi juga katanya enggak secepat yang sebelumnya," ujar Adam, ditemui usai RUPS TOWR di Jakarta, Rabu (23/4/2025). 

Di sisi lain, Adam menuturkan dari kondisi global, inflasi yang tinggi juga masih menjadi perhatian. Dengan kondisi-kondisi tersebut, Adam menuturkan TOWR memasang target konservatif untuk tahun ini. 

Sebelumnya, Group CEO Sarana Menara Nusantara Aming Santoso mengatakan manajemen TOWR telah melakukan banyak hal untuk meningkatkan serta mempertahankan efisiensi operasional aset-aset TOWR.

Hal tersebut termasuk aspek efisiensi belanja modal, biaya operasional, biaya permodalan atau bunga pinjaman, serta eksekusi berbagai sinergi operasional sehingga dapat terlihat dari rasio-rasio Return on Equity (ROE) dan Return on Investment (ROI) yang defensif, masing-masing di kisaran 18% dan 8%.

"Hal-hal ini sangat penting agar perseroan dapat melewati masa-masa sulit seperti konsolidasi di industri telekomunikasi yang masih akan berlanjut dengan mergernya XL Axiata dengan Smartfren," ucap Aming.

Selain itu, kata dia, kompetisi yang cukup ketat di industri telekomunikasi diperkirakan akan memiliki dampak negatif pada pertumbuhan penggunaan infrastruktur milik TOWR.

Untuk tahun 2025, TOWR menilai hal-hal ini akan menciptakan tantangan tambahan untuk pertumbuhan bisnis organik perseroan. TOWR juga memperkirakan pada 2025 pendapatan TOWR akan cenderung tumbuh low single digit secara organik, dibandingkan dengan capaian 2024.

Manajemen juga memperkirakan EBITDA TOWR pada tahun 2025 akan terdampak oleh segmen non-tower yang memiliki pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan revenue dari segmen tower. EBITDA margin dari bisnis non-tower cenderung lebih rendah dari segmen tower.

"Manajemen akan terus melakukan strategi keuangan yang optimal, sehingga dapat memberikan hasil terbaik bagi pemegang saham,” kata Aming.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper