Bisnis.com, JAKARTA — Emiten BUMN Karya PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) melunasi dua instrumen utang senilai Rp200 miliar lebih cepat dari jadwal jatuh tempo.
PTPP menyelesaikan pembayaran Obligasi Berkelanjutan III Tahap II Tahun 2022 Seri A senilai Rp140 miliar dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2022 Seri A senilai Rp60 miliar pada Jumat, 18 April 2025. Padahal, dua instrumen utang tersebut baru akan jatuh tempo pada Selasa (22/4/2025).
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto menjelaskan bahwa pelunasan lebih awal ini merupakan bentuk komitmen perseroan dalam menjalankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
“PTPP telah mentransfer dana ke rekening KSEI sebagai pelunasan obligasi dan sukuk mudharabah yang jatuh tempo tanggal 22 April 2025. Langkah ini menunjukkan komitmen kami dalam menjaga kredibilitas dan kepercayaan para pemangku kepentingan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (21/4/2025).
Obligasi dan sukuk yang dilunasi tersebut merupakan bagian dari program Penawaran Umum Berkelanjutan yang diterbitkan pada 2022 dengan tenor tiga tahun dan menawarkan kupon atau imbal hasil sebesar 6,5% per tahun.
Agus menambahkan bahwa pelunasan ini juga menjadi bagian dari upaya perseroan untuk meningkatkan kinerja keuangan, menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham, serta menjaga posisi PTPP sebagai BUMN konstruksi yang berkelanjutan.
Dari sisi kinerja operasional, PTPP telah meraih kontrak baru sebesar Rp6,27 triliun pada kuartal I/2025, atau meningkat 32% dari tahun sebelumnya yakni Rp4,9 triliun.
Corporate Secretary PTPP Joko Raharjo menyampaikan bahwa secara agregat, perolehan tersebut sudah mencapai 21% dari target nilai kontrak baru pada tahun ini dan melebihi 151% dari target secara kuartalan.
Sejumlah proyek terbaru yang diraih PTPP, adalah proyek New Priok East Access (NPEA) Seksi II senilai Rp2,33 triliun dan Mandiri Financial Center PIK Rp878,3 miliar.
“Dengan demikian, terdapat kenaikan sebesar 116% dari perolehan nilai kontrak dari Februari 2025,” ujar Joko dalam siaran pers beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, capaian nilai kontrak baru PTPP didominasi oleh proyek dengan sumber dana BUMN sebesar 52,1%, swasta 28,6%, dan pemerintah mencapai 19,3%.
Kontrak tertinggi diraih sektor pelabuhan dengan kontribusi 37,2%, gedung 32,9%, jalan dan jembatan 22,6%, bendungan 4,3%, irigasi 2,8%, serta minyak dan gas 0,3%.
"Dengan pencapaian tersebut, perseroan akan fokus untuk pencapaian target pemasaran hingga akhir 2025,” ujar Joko.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.