Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Tertahan Sinyal Pelonggaran Tarif Trump dan Diplomasi AS-Iran

Harga minyak dunia bergerak datar di tengah sentimen kelonggaran tarif AS terhadap elektronik konsumen serta sinyal positif dari pembicaraan diplomatik AS-Iran.
Logo Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dalam drum minyak yang dipamerkan di KTT COP29, Baku, Azerbaijan pada Rabu (13/11/2024). / Bloomberg-Andrey Rudakov
Logo Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dalam drum minyak yang dipamerkan di KTT COP29, Baku, Azerbaijan pada Rabu (13/11/2024). / Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia bergerak datar di tengah sentimen kelonggaran tarif AS terhadap elektronik konsumen serta sinyal positif dari pembicaraan diplomatik AS-Iran.

Melansir Bloomberg, Senin (14/4/2025), harga minyak Brent untuk kontrak Juni turun tipis 0,3% ke level US$64,56 per barel di pasar Asia pagi ini.

Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei ikut melemah 0,3% ke level US$61,32 per barel.

AS mengumumkan pengecualian tarif atas ponsel, komputer, dan perangkat elektronik lainnya akhir pekan lalu. Langkah ini untuk pertama kalinya menunjukkan pelonggaran nyata dalam konflik dagang AS-China.

Meski begitu, Presiden Donald Trump segera menegaskan bahwa kebijakan tersebut bersifat administratif dan menegaskan kembali niatnya untuk tetap mengenakan tarif pada sektor tersebut.

Kebijakan tarif Trump sebelumnya telah menekan harga minyak, dengan kontrak berjangka sempat jatuh ke titik terendah sejak 2021, di tengah kekhawatiran melambatnya permintaan global.

Situasi diperburuk oleh keputusan OPEC+ yang secara mengejutkan mempercepat peningkatan pasokan.

Sementara itu, diplomasi AS-Iran memberikan harapan akan meredanya ketegangan geopolitik. Pertemuan tingkat tinggi di Oman pada Sabtu menjadi yang pertama sejak 2022, dan membuka jalan bagi pembicaraan lanjutan dalam sepekan mendatang—memberi peluang bagi stabilisasi pasokan minyak, khususnya ke pembeli utama seperti China.

Sementara itu, Menteri Energi AS Chris Wright optimistis harga minyak pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump akan lebih rendah dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya.

"Di bawah kepemimpinan Presiden Trump dalam empat tahun ke depan, kita hampir pasti akan melihat harga energi rata-rata yang lebih rendah daripada yang kita lihat dalam empat tahun terakhir pemerintahan sebelumnya," kata Wright dalam sebuah pengarahan dengan wartawan di Riyadh dikutip dari Bloomberg, Senin (14/4/2025).

Meski demikian, Wright menolak berkomentar mengenai target harga tertentu.

AS di bawah Biden sering berselisih dengan Arab Saudi mengenai kebijakan energi setelah AS merasa permohonannya untuk meningkatkan produksi dan menurunkan harga untuk mengatasi inflasi diabaikan. Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah rata-rata sekitar US$83 per barel antara 2017 dan 2021.

"Saya tidak dapat berkomentar mengenai harga minyak saat ini atau ke mana arahnya, tetapi jika Anda mengurangi hambatan investasi, mengurangi hambatan untuk membangun infrastruktur, Anda dapat menurunkan biaya pasokan energi," kata Wright.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper