Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melonjak ke level tertinggi sepanjang masa di atas US$3.200 per troy ounce, seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa perang dagang yang dipicu tarif Presiden AS Donald Trump akan menekan ekonomi global.
Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (11/4/2025), harga emas di pasar spot terpantau menguat 1,04% ke level US$3.209,22 per troy ounce pada pukul 8.30 WIB.
Sementara itu, harga emas berjangka Comex AS menguat 1,58% ke US$3.227,80 per troy ounce. Penguatan ini memperpanjang reli emas yang telah menanjak lebih dari 3% selama dua hari berturut-turut.
Pekan ini, status emas sebagai pelindung nilai semakin dikuatkan oleh ketidakpastian yang ditimbulkan dari arah kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Komunikasi yang tak konsisten dari Gedung Putih memicu aksi jual liar di bursa saham, pasar obligasi, hingga dolar AS.
Meskipun Trump mengumumkan penundaan 90 hari untuk penerapan tarif tambahan terhadap puluhan mitra dagang, kekhawatiran tak mereda. Saat ini, seluruh impor dari China dikenai tarif minimal 145%.
Keraguan kian besar bahwa perundingan dagang akan selesai dalam waktu dekat, meski Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, Kevin Hassett, menyatakan pembicaraan dengan mitra ekonomi sudah berada dalam tahap lanjut.
Baca Juga
Kenaikan harga emas, yang sudah melesat lebih dari 20% sepanjang tahun ini, juga didorong ekspektasi pelonggaran moneter lanjutan dari The Fed serta aksi beli oleh bank-bank sentral global.
Data terbaru menunjukkan inflasi inti AS melandai pada Maret, mendorong pasar untuk memproyeksikan setidaknya tiga kali pemangkasan suku bunga lagi tahun ini — bahkan ada peluang untuk pemangkasan keempat.
Suku bunga yang lebih rendah cenderung menguntungkan emas karena logam ini tidak memberikan bunga.
Kepala divisi komoditas dan valas Asia UBS Global Wealth Management Dominic Schnider mempertahankan proyeksi bullish terhadap prospek harga emas.
“Langkah berikutnya adalah ketika The Fed masuk ke pasar — dan itu akan menjadi katalis baru bagi emas,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg.