Berkah Swasembada Pangan Prabowo
Sementara itu, emiten beras dan produk terkait akan mendapatkan suntikan tenaga dari kebijakan pemerintah pada tahun ini. Pemerintahan baru di bawah Presiden RI Prabowo Subianto memiliki keinginan kuat untuk swasembada pangan dan berencana untuk tidak melakukan impor beras pada 2025.
Sebagaimana diketahui, pemerintahan baru memang tengah bergeliat mendorong swasembada pangan. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan pemerintah tengah bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan beras dari dalam negeri agar Indonesia tidak melakukan impor beras pada 2025.
Zulhas juga menegaskan pemerintah telah ancang-ancang menghentikan impor empat komoditas pangan pada 2025. Keempat komoditas tersebut, di antaranya beras, jagung, gula, dan garam. Zulhas menuturkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui agar tak ada lagi kegiatan impor beras, jagung, gula, hingga garam pada tahun ini.
Dalam catatan Bisnis, Prabowo juga optimistis Indonesia dapat mencapai swasembada pangan pada 4-5 tahun ke depan atau selambat-lambatnya pada 2029. Hal itu disampaikan Prabowo dalam pidato perdana usai dirinya resmi dilantik sebagai Presiden ke-8 RI.
Dia menegaskan, target tersebut dibidik guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. “Kita harus mampu memproduksi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia, saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya. Saya yakin paling lambat 4-5 tahun kita akan swasembada pangan,” kata Prabowo di Kompleks Parlemen RI, Oktober lalu (20/10/2024).
Baca Juga
Analis Samuel Sekuritas Jason Sebastian dan Jonathan Guyadi dalam risetnya menjelaskan swasembada pangan akan mendorong penurunan impor beras dan peningkatan produksi dalam negeri. Hal ini berpotensi meningkatkan pendapatan distributor beras seperti HOKI dan NASI.
Selain itu, geliat swasembada pangan, termasuk pengenalan berbagai subsidi pertanian diharapkan dapat meningkatkan permintaan produk terkait beras. Kondisi tersebut juga menguntungkan perusahaan benih dan pupuk, seperti BISI serta SAMF.
"Rencana setop impor beras dapat lebih meningkatkan sentimen pada saham terkait pertanian, sehingga memungkinkan kinerja pasar yang lebih baik di masa mendatang," ujarnya dalam riset.
Sebelumnya, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menilai swasembada pangan bisa saja menjadi sentimen positif bagi emiten beras seperti HOKI dan NASI. Sebab, kuatnya swasembada pangan bisa mengurangi impor dari beras.
Namun, perlu dicermati implementasi program swasembada pangan tersebut, sebab masih adanya tantangan seperti lahan sawah yang harus tersedia, serta faktor dari perubahan iklim.
"Saat ini prospek emiten beras juga memiliki sentimen yang baik seperti dari adanya program makan bergizi gratis yang bisa mendorong permintaan beras. Akan tetapi, balik lagi hal ini harus diliat implementasi dan skemanya seperti apa," ujar Azis kepada Bisnis.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.