Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disebut berada dalam tren bearish menjelang libur panjang Hari Raya Nyepi dan Hari Raya Idul Fitri.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG longsor dengan penurunan tajam 4% ke level 6.258,179 dalam sepekan terakhir pada periode 17 - 21 Maret 2025.
Baca Juga : Arah IHSG Jelang Pengumuman Pengurus Danantara |
---|
Community & Retail Equity Analyst Lead PT Indo Premier Sekuritas Angga Septianus mengimbau para pelaku pasar wajib mencermati level support IHSG pada level 6.500 yang sudah jebol dan kini bergerak menuju level psikologis 6.000.
"IHSG terkonfirmasi dalam teritori bearish seiring penurunan lebih dari 20% dari titik tertinggi tanggal 19 September 2024 lalu," kata Angga lewat riset mingguan, dikutip Senin (24/3/2025).
Pekan ini, Angga menjelaskan pasar minim sentimen menjelang libur panjang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri. Adapun, pekan ini perdagangan saham hanya akan berlangsung selama empat hari 24-27 Maret 2025.
Beberapa fokus pelaku pasar dalam pekan ini seperti rilis data inflasi PCE AS. Angga menegaskan pasar akan mencermati data inflasi PCE AS yang akan dirilis pada Jumat (28/3/2025) dengan harapan dapat mendekati target inflasi 2%.
Selanjutnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang masih dalam tekanan akibat aksi jual bersih atau net sell asing di pasar saham maupun pasar obligasi.
Berikut sejumlah saham yang direkomendasikan oleh Indo Premier Sekuritas:
Buy on Pullback AKRA
Current Price: 1.100, Entry: 1.070 - 1.080, Target Price: 1.130 (+5,6%), Stop Loss: < 1.040 (-2,8%) dan Risk to Reward Ratio = 1:2,0. Angga menjelaskan harga minyak berpotensi menguat karena OPEC+ berencana melakukan pemotongan produksi untuk menopang harga dan menjaga supply secara global. AKRA juga berpotensi tertopang sentimen migrasi pelanggan dari Pertamina ke pom bensin AKRA.
Buy on Breakout ADMR
Current Price: 905, Entry: 950, Target Price: 1.000 (+5,3%), Stop Loss: < 920 (-3,2%) dan Risk to Reward Ratio = 1 : 1,7. Volume produksi batubara metalurgi ADMR sendiri pada tahun 2024 mencapai 6,63 juta ton sedangkan penjualan mencapai 5,62 juta ton, atau masing-masing naik 30% dan 26% dari tahun 2023. Secara teknikal harga bertahan di atas MA10 dan MA20 uptrend jangka menengah.
Buy UNTR
Current Price: 22.875, Entry: 22.875, Target Price: 24.200 (+5,8%), Stop Loss: < 22.100 (-3,4%) dan Risk to Reward Ratio = 1 : 1,7. Dalam laporan perkembangan usaha UNTR dijelaskan bahwa pendapatan bersih dari bisnis emas dan mineral lainnya meningkat 90% menjadi Rp 9,9 triliun, terutama disebabkan oleh menguatnya harga jual emas.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.