Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia turun tipis pada perdagangan Kamis (13/3/2025) karena pasar mempertimbangkan kekhawatiran ekonomi makro yang ada terhadap ekspektasi permintaan jangka pendek yang kuat.
Harga minyak berbalik setelah melonjak pada sesi sebelumnya karena penurunan stok bensin AS yang lebih besar dari yang diperkirakan.
Melansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun 3 sen ke level US$70,92 per barel pada pukul 14.07 WIB, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) melemah 8 sen ke US$67,60 per barel.
Kedua minyak acuan tersebut menguat sekitar 2% pada hari Rabu karena data pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak dan bahan bakar yang lebih rendah dari perkiraan.
Persediaan bensin AS turun 5,7 juta barel, lebih besar dari 1,9 juta barel yang diperkirakan oleh para analis, sementara stok distilat juga turun lebih banyak dari yang diantisipasi meskipun ada kenaikan stok minyak mentah.
Kepala strategi Nissan Securities Investment Hiroyuki Kikukawa mengatakan penurunan persediaan bensin AS meningkatkan ekspektasi kenaikan permintaan musiman di musim semi, tetapi kekhawatiran terhadap dampak ekonomi global dari perang tarif membebani pasar.
Baca Juga
“Dengan faktor kuat dan lemah yang berkembang secara bersamaan, pasar sulit untuk condong ke satu arah atau yang lain,” ungkapnya.
Pada Rabu (12/3), Presiden AS Donald Trump mengancam eskalasi perang dagang global dengan tarif tambahan terhadap barang-barang impor dari Uni Eropa, karena mitra dagang utama AS ini mengatakan mereka akan membalas hambatan perdagangan yang telah ditetapkan oleh AS.
Fokus Trump pada tarif telah mengguncang investor, konsumen, dan kepercayaan bisnis, dan meningkatkan kekhawatiran resesi AS.
Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan pada hari Rabu bahwa Kazakhstan memimpin lonjakan yang cukup besar dalam produksi minyak mentah Februari oleh OPEC+, menyoroti tantangan bagi kelompok produsen dalam menegakkan kepatuhan terhadap target produksi yang telah disepakati.
Kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar pesawat yang lesu semakin membebani pasar, Analis JPMorgan mengatakan bahwa data Administrasi Keamanan Transportasi AS menunjukkan volume penumpang untuk bulan Maret turun 5% secara year on year (YoY), setelah lalu lintas stagnan di bulan Februari.
Namun, angka permintaan global yang kuat baru-baru ini membatasi pelemahan pasar secara keseluruhan.
“Pada 11 Maret, permintaan minyak global rata-rata 102,2 juta barel per hari, meningkat 1,7 juta barel per hari secara YoY dan melebihi proyeksi peningkatan kami untuk bulan ini sebesar 60.000 barel per hari,” ungkap analis JPMorgan.