Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BlackRock, Vanguard Cs Pertebal Kepemilikan di Tengah Reli Saham Astra (ASII)

Investor global, termasuk BlackRock dan Vanguard, memperbesar kepemilikan saham Astra (ASII) seiring reli harga pada kuartal III/2025.
Aerial foto gedung Menara Astra yang ada di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Bisnis/Nurul Hidayat
Aerial foto gedung Menara Astra yang ada di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Bisnis/Nurul Hidayat
Ringkasan Berita
  • Investor asing seperti BlackRock dan Vanguard mempertebal kepemilikan saham di PT Astra International Tbk. (ASII) di tengah kenaikan harga saham yang signifikan.
  • Saham ASII mengalami kenaikan harga 16,32% dalam sebulan terakhir meskipun laba bersih semester I/2025 turun 2,15% year on year akibat penurunan penjualan otomotif.
  • Analis menilai saham ASII tetap prospektif berkat dukungan dari acara Gaikindo Indonesia International Auto Show 2025 dan rekomendasi buy dari Maybank Sekuritas Indonesia.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Astra International Tbk. (ASII) terus menjadi incaran investor asing di tengah reli harga pada kuartal III/2025. Sejumlah manajer investasi global, termasuk BlackRock dan Vanguard, tercatat mempertebal kepemilikan saham mereka di ASII seiring tren kenaikan harga saham emiten otomotif tersebut.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham ASII telah menanjak 9,95% atau 500 poin pada perdagangan kemarin, Selasa (19/8/2025) ditutup di level Rp5.525 per lembar.

Harga saham ASII pun telah menguat 16,32% dalam sebulan terakhir dan kokoh di zona hijau, menguat 12,76% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Saham ASII pun saat ini tengah ramai diburu asing. Tercatat, nilai beli bersih atau net buy asing di saham ASII mencapai Rp853 miliar pada perdagangan kemarin dan menjadi tertinggi dari semua saham.

Saham ASII pun mencatatkan net buy asing sebesar Rp1,95 triliun dalam sebulan perdagangan terakhirnya.

Seiring dengan kinclongnya saham ASII, sejumlah investor asing pun tercatat bergeliat mempertebal kepemilikan sahamnya di ASII. Berdasarkan data Bloomberg Terminal, BlackRock telah menambah kepemilikan saham ASII sebanyak 14,08 juta (14.088.464) lembar sepanjang kuartal III/2025 berjalan.

Kepemilikan saham ASII oleh BlackRock pun menjadi 990,15 juta (990.156.218) lembar saat ini. Sebelumnya, kepemilikan BlackRock di ASII pada kuartal II/2025 mencapai 976,06 juta (976.067.754) lembar.

Kemudian, investor asing pemegang saham ASII terbesar yakni Vanguard juga menambah catatan saham mereka sebesar 3,73 juta (3.737.908) lembar sepanjang kuartal III/2025 berjalan.

Kepemilikan saham ASII oleh Vanguard pun menjadi sebanyak 988,33 juta (988.336.397) lembar. Adapun, pada kuartal II/2025, Vanguard menggenggam kepemilikan saham ASII sebesar 984,59 juta (984.598.489) lembar.

Investor asing lainnya Invesco telah mempertebal kepemilikan saham ASII sebesar 18,44 juta (18.449.393) lembar pada Juli 2025 dan Agustus 2025. Kepemilikan saham ASII oleh Invesco pun menjadi sebanyak 585,05 juta (585.051.150) lembar. Adapun, pada kuartal II/2025, Invesco menggenggam kepemilikan saham ASII sebesar 566,6 juta (566.601.757) lembar.

Credit Agricole Group juga telah mempertebal kepemilikan saham ASII sebesar 3,46 juta (3.464.654) lembar pada Juli 2025 dan Agustus 2025. Kepemilikan saham ASII oleh Credit Agricole Group pun menjadi sebanyak 74,7 juta (74.703.341) lembar. Adapun, pada kuartal II/2025, Credit Agricole Group menggenggam kepemilikan saham ASII sebesar 71,23 juta (71.238.687) lembar.

Sementara itu, gerak saham ASII menanjak meskipun kinerja laba terbarunya lesu. Berdasarkan laporan keuangan, ASII telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp15,51 triliun pada semester I/2025, turun 2,15% secara tahunan (year on year/yoy).

Penurunan laba ASII disebabkan oleh kinerja segmen usaha otomotif yang lesu. Kontribusi laba terbesar ASII yakni di segmen usaha otomotif menurun 8% yoy menjadi Rp5,3 triliun. Kondisi tersebut mencerminkan volume penjualan yang lebih rendah di tengah pasar otomotif nasional yang lemah.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang semester I/2025, total penjualan mobil wholesales ambles 8,6% yoy menjadi 374.740 unit, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 410.020 unit.

Sementara itu, penjualan mobil secara ritel pun turun 9,7% menjadi 390.467 unit, dibandingkan dengan 6 bulan pertama 2024 sebanyak 432.453 unit.

Namun, saham ASII dinilai masih prospektif oleh sejumlah analis. Analyst KB Valbury Sekuritas Akhmad Nurcahyadi mengatakan gerak saham ASII dalam sebulan ini salah satunya terdorong oleh Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2025.

Pameran otomotif terbesar di Indonesia itu telah digelar dari 24 Juli 2025 sampai 3 Agustus 2025 di ICE BSD City, Tangerang dan mencatatkan penjualan mobil tembus 38.000 unit. Penjualan mobil di GIIAS 2025 melampaui hasil tahun lalu sebesar 12%.

Menurut Akhmad Nurcahyadi, GIIAS 2025 memberikan katalis positif bagi penjualan mobil Indonesia pada Juli 2025.

"Kinerja ini menunjukkan bahwa pameran otomotif tersebut berhasil mendorong pemulihan penjualan dalam jangka pendek. Meskipun masih berada di bawah tekanan secara tahunan," tulis Akhmad Nurcahyadi dalam riset terbarunya pada beberapa waktu lalu.

Sementara, Analis Maybank Sekuritas Indonesia Paulina Margareta dalam risetnya juga memberikan rekomendasi buy untuk ASII didorong valuasi menarik dan imbal hasil dividen yang dinilai tinggi.

"Meskipun terdapat kekhawatiran seputar pertumbuhan laba dan persaingan mobil, kami yakin portofolio yang terdiversifikasi dan bisnis yang berfokus pada domestik memposisikan ASII sebagai opsi defensif di tengah volatilitas pasar dan risiko perang dagang," tulis Paulina dalam risetnya.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro