Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Rabu (12/3/2025) karena meningkatnya kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi AS di tengah kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump yang tidak terduga.
Melansir Reuters, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,25% ke level 103,58 pada pukul 11.49 WIB.
"Selama ketidakpastian perdagangan masih berlangsung, volatilitas pasar akan tetap tinggi," ujar analis senior Capital.com Kyle Rodda.
Outlook pertumbuhan ekonomi AS semakin suram, dengan perhatian pasar kini tertuju pada rilis data inflasi indeks harga konsumen (CPI) hari ini, yang berpotensi memicu fluktuasi pasar lebih lanjut, tambah Rodda.
Serangkaian data ekonomi AS yang mengecewakan terus berlanjut, dengan laporan terbaru menunjukkan kepercayaan bisnis kecil turun untuk bulan ketiga berturut-turut pada Februari.
Kekhawatiran investor semakin meningkat setelah Trump, dalam wawancara dengan Fox News pada Minggu, tidak menampik kemungkinan resesi sebagai akibat dari kebijakan perdagangannya.
Baca Juga
Kepala analis Barclays Private Bank Julien Lafargue mengatakan data inflasi harga konsumen hari ini dapat menciptakan dilema bagi investor. Jika inflasi lebih tinggi dari perkiraan, kekhawatiran terhadap stagflasi akan meningkat.
Namun, jika inflasi lebih rendah dari perkiraan, ketakutan terhadap resesi akan semakin kuat. Saat ini, pasar lebih membutuhkan kepastian mengenai prospek pertumbuhan ekonomi ketimbang sekadar data inflasi,” ungkapnya.
Euro turun tipis 0,05% ke US$1,0913, tetapi masih dekat dengan level tertinggi sesi sebelumnya di US$1,0947—yang merupakan level tertinggi sejak 11 Oktober. Penguatan euro didorong oleh kesediaan Ukraina untuk menerima proposal gencatan senjata 30 hari yang diajukan AS dalam konfliknya dengan Rusia.
Selain itu, rencana stimulus fiskal besar-besaran Jerman turut mendukung penguatan mata uang tunggal Eropa ini. Namun, dinamika politik domestik Jerman menjadi tantangan baru setelah Partai Hijau berencana mengajukan proposal tandingan yang dapat menghambat pelaksanaan kebijakan tersebut.