Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10 Saham Paling Cuan Saat IHSG Merosot, Ada MINA, FAST, BUVA

Saham PT Sanurhasta Mitra Tbk. (MINA) melonjak 35% ke level Rp189 dan menjadi top gainers pada hari ini.
Ana Noviani, Annisa Kurniasari Saumi
Senin, 10 Maret 2025 | 17:19
Karyawan memantau pergerakan perdagangan saham di Jakarta, Senin (24/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin (24/2/2025) saat Danantara resmi meluncur. IHSG ditutup pada level 6.749,60 atau turun 0,78%./ JIBI/Bisnis/Abdurachman
Karyawan memantau pergerakan perdagangan saham di Jakarta, Senin (24/2/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin (24/2/2025) saat Danantara resmi meluncur. IHSG ditutup pada level 6.749,60 atau turun 0,78%./ JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah saham mampu melaju kencang pada Senin (10/3/2025) saat indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah. 

Berdasarkan data RTI Infokom, IHSG ditutup turun 0,57% atau 37,78 poin ke evel 6.598,21 pada perdagangan hari ini, Senin (10/3/2025). Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.568-6.642.

Sebanyak 226 saham menguat, 368 saham melemah, dan 210 saham stagnan hari ini. Kapitalisasi pasar IHSG tercatat turun menjadi Rp11.426 triliun.

Sejumlah saham big caps seperti BMRI, BBRI, hingga GOTO turun ke zona merah. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi salah satu saham yang mengalami penurunan hari ini, dengan melemah 2,69% ke level Rp4.710 per saham. Sebanyak 231,2 juta saham BMRI diperdagangkan hari ini dengan nilai Rp1,1 triliun. 

Selanjutnya adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). Saham BBRI turun 1,31% ke level Rp3.760 per saham hari ini. 

Begitu juga dengan saham GOTO yang turun 1,16% ke level Rp85 per saham, saham ASII melemah 3,25% ke level Rp4.770 per saham, dan saham PTRO turun 5,36% ke level Rp3.180 per saham sore ini. 

Di sisi lain, saham AADI tercatat menguat 3,09% ke level Rp6.675 per saham, saham BUMI naik 8,51% ke level Rp102 per saham, dan saham JPFA menguat 2,83% ke level Rp2.180 per saham di tengah pelemahan IHSG dan saham-saham lainnya sore ini. 

Pada saat yang sama, saham PT Sanurhasta Mitra Tbk. (MINA) melonjak 35% ke level Rp189 dan menjadi top gainers pada hari ini. Selain MINA, top gainers juga diisi oleh saham PT Trimegah Karya Pratama Tbk. (UVCR) naik 34,62% ke level Rp70 dan saham PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) menguat 20,33% ke level Rp296 per saham. 

Selanjutnya, saham PT Bersama Mencapai Puncak Tbk. (BAIK) dan PT Aesler Grup Internasional Tbk. (RONY) kompak melonjak 20% sehingga masuk daftar 10 saham paling cuan pada hari ini.

Berikut 10 Saham Paling Cuan pada Perdagangan Senin (10/3/2025)

  • PT Sanurhasta Mitra Tbk. (MINA) naik 35% ke level Rp189
  • PT Trimegah Karya Pratama Tbk. (UVCR) naik 34,62% ke level Rp70
  • PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) naik 20,33% ke level Rp296
  • PT Bersama Mencapai Puncak Tbk. (BAIK) naik 20% ke level Rp78
  • PT Aesler Grup Internasional Tbk. (RONY) naik 20% ke level Rp1.650
  • PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. (JSPT) naik 19,85% ke level Rp15.850
  • PT Venteny Fortuna International Tbk. (VTNY) naik 17,79% ke level Rp192
  • PT Bukit Uluwatu Villa Tbk. (BUVA) naik 16,67% ke level Rp84
  • PT DMS Propertindo Tbk. (KOTA) naik 14,29% ke level Rp18

Seperti diberitakan Bisnis, Goldman Sachs Group Inc. telah menurunkan peringkat pasar saham Indonesia didorong oleh kekhawatiran dampak tekanan perdagangan global hingga pembentukan sovereign wealth fund (SWF) baru RI Daya Anagata Nusantara (Danantara). 

Bank investasi asal Amerika Serikat itu menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight. Penurunan peringkat atas saham dan obligasi Indonesia dilakukan Goldman Sachs setelah bank investasi itu salah satunya dipicu oleh risiko fiskal.

Goldman Sach menaikkan perkiraan defisit fiskal untuk Indonesia pada 2025 menjadi 2,9% dari produk domestik bruto (PDB), di mana sebelumnya defisit fiskal diproyeksikan 2,5% dari PDB. 

Lebih lanjut, Goldman Sachs menilai pasar Indonesia mengalami tekanan dalam beberapa bulan terakhir didorong oleh sejumlah faktor. Terdapat kekhawatiran atas ketegangan perdagangan global dan melemahnya ekonomi domestik yang telah membuat investor lari dari pasar.

Terpisah, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Imam Gunadi menjelaskan terdapat sejumlah sentimen yang akan mewarnai pasar pekan ini. Sentimen dari global yaitu perkembangan tarif Donald Trump. Jika kebijakan semakin tidak jelas atau maju-mundur, maka ini dapat meningkatkan ketidakpastian dan semakin menekan kekhawatiran pasar.

Snetimen kedua, inflasi AS yang akan rilis pada Rabu, 12 Maret 2025. Dari sisi konsensus, inflasi AS diproyeksikan berada di angka 2,9% yoy atau lebih rendah dari Januari 3%. Sedangkan inflasi inti menurut konsensus diproyeksikan akan berada di angka 3,2% yoy lebih rendah dari Januari di 3,3% yoy. 

"Data ini merupakan data yang sangat dinantikan oleh pelaku pasar untuk melihat kebijakan The Fed ke depan," kata Imam.

Sentimen ketiga adalah komoditas CPO. Pada akhir sesi pekan kemarin harga CPO menguat lebih dari 3% setelah adanya serangan hama di perkebunan sawit di dua negara bagian Malaysia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper