Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.445 per Dolar AS

Rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.445 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (4/3/2025).
Karyawan memperlihatkan uang Rupiah dan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (3/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan uang Rupiah dan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (3/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.445 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (4/3/2025). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan naik 0,21% atau 35 poin ke posisi Rp16.445 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terlihat melemah 0,25% ke posisi 106,4.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,33%, baht Thailand menguat 0,26%, peso Filipina menguat 0,22%, dolar Hong Kong menguat 0,01%, yuan China menguat sebesar 0,05%, dan dolar Singapura menguat 0,08%.

Sementara itu, mata uang lainnya yakni won Korea melemah 0,24%, rupee India melemah 0,02%, dolar Taiwan melemah sebesar 0,01%, dan ringgit Malaysia melemah 0,07%.

Pengamat Forex Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa pada perdagangan sore ini, Selasa (4/3/2025), mata uang rupiah ditutup menguat 35 poin ke level Rp16.445 setelah sebelumnya juga menguat 50 poin ke level Rp16.480 per dolar AS.

Kemudian untuk perdagangan besok, Rabu (5/3/2025), dia memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp16.430-Rp16.500 per dolar AS.

Ibrahim mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump telah mengonfirmasi bahwa tarif 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku pada 4 Maret 2025 pada pukul 5.01 GMT. Selain itu, Trump juga menandatangani perintah untuk menaikkan tarif atas barang-barang China dari 10% menjadi 20%.

Menurutnya, peningkatan tarif atas barang-barang China tersebut semakin menegangkan hubungan antara AS dan China. China berjanji akan mengambil tindakan balasan terhadap tarif AS untuk melindungi kepentingannya, sedangkan Kanada sedang mempersiapkan pembalasannya.

"Tarif ini diperkirakan akan meningkatkan ketidakpastian perdagangan, mengganggu rantai pasokan, dan melemahkan permintaan ekspor, sehingga merugikan pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan investor di pasar Asia," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (4/3/2025).

Sementara itu, dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan bahwa memasuki kuartal I/2025, konsumsi domestik Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang patut diapresiasi. 

Sebab menurutnya, di tengah tantangan global yang berlanjut, Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) tercatat berada pada level ekspansif 127,2 pada Januari, sedangkan Indeks Penjualan Ritel (IPR) masih tumbuh positif sebesar 0,4%.

"Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa daya beli masyarakat tetap terjaga dan menjadi pilar utama penopang pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.

Dia menambahkan bahwa stabilitas konsumsi masyarakat tersebut juga ditopang oleh berbagai kebijakan pemerintah, di antaranya diskon tarif listrik sebesar 50% pada Januari dan Februari 2025.

Menurutnya, program tersebut tidak hanya membantu menekan pengeluaran rumah tangga, tetapi juga berkontribusi pada terjadinya deflasi sebesar 0,09% secara tahunan pada Februari.

Selain itu, dia menegaskan bahwa pemerintah terus mempersiapkan langkah strategis untuk menghadapi Ramadan dan Idulfitri 2025. Operasi pasar, gerakan pasar murah, hingga pengawasan distribusi pangan diperkuat untuk menjamin harga kebutuhan pokok tetap terjangkau.

Adapun bukan hanya kebutuhan pokok, Ibrahim menjelaskan bahwa insentif seperti diskon tarif tol dan pembebasan PPN untuk tiket pesawat juga digulirkan guna mendukung mobilitas masyarakat saat mudik Lebaran 2025. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper