Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha Alamtri Resources Indonesia (ADRO), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) mencetak peningkatan pendapatan usaha, tetapi dengan laba bersih yang turun sepanjang tahun 2024. ADMR mencetak laba bersih sebesar US$436,6 juta atau setara Rp7,23 triliun (kurs Jisdor Rp16.575 per dolar AS 28 Februari 2025).
ADMR mencetak pendapatan usaha sebesar US$1,15 miliar atau setara Rp19,13 triliun sepanjang tahun 2024. Pendapatan usaha ini naik 6,28% secara tahunan dari US$1,08 miliar pada 2023.
Pendapatan ini didorong oleh penjualan hasil tambang ke pihak berelasi sebesar US$453,68 juta, dan jasa lainnya ke pihak berelasi sebesar US$845.044. Kemudian penjualan hasil tambang ke pihak ketiga sebesar US$699,6 juta.
ADMR juga tercatat membukukan peningkatan beban pokok pendapatan hingga 14,65% menjadi US$576,3 juta, dari sebelumnya sebesar US$502,75 juta pada 2023.
Laba bruto ADMR tercatat melemah 0,93% menjadi US$577,79 juta, dari sebelumnya sebesar US$583,21 juta.
Alhasil, ADMR mencetak laba bersih menjadi US$436,6 juta atau setara Rp7,23 triliun sepanjang 2024. Laba bersih ini turun 0,99% dari tahun 2023 yang sebesar US$441,02 juta.
Baca Juga
Adapun sampai akhir 2024, ADMR membukukan penerimaan kas dari pelanggan sebesar US$1,24 miliar, naik dari tahun 2023 yang sebesar US$965,8 juta.
Total aset ADMR sampai akhir 2024 tercatat sebesar US$2,07 miliar, naik dari akhir 2023 yang sebesar US$1,69 miliar.
Kemudian total liabilitas ADMR turun dari US$571,3 juta pada 2024, dari sebelumnya sebesar US$657,37 juta pada 2023.
Sementara itu, total ekuitas ADMR turun menjadi US$1,5 miliar pada akhir 2024, dari sebelumnya sebesar US$1,03 miliar pada 2023.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.