Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI027 membludak hingga menembus angka Rp37,36 triliun hingga penutupan penawaran Kamis (20/2/2025).
Direktur Surat Utang Negara (SUN) Kemenkeu RI Deni Ridwan merinci bahwa penjualan ORI027 untuk tenor 3 tahun ORI027T3 terjual tembus Rp32,97 triliun dan untuk tenor 6 tahun ORI027T6 terjual sebesar Rp4,39 triliun.
"Total book order ORI027 mencapai Rp37,36 triliun. Angka finalnya akan diumumkan setelah penetapan penerbitan ORI027 pada 24 Februari 2025," katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (20/2/2025).
Chief Operating Officer Bareksa Ni Putu Kurniasari mengatakan bahwa membludaknya permintaan ORI027 karena para investor menilai saat ini merupakan waktu yang pas untuk mengambil kesempatan, karena kupon saat ini merupakan yang tertinggi sejak 6 tahun terakhir.
Selain itu, menurutnya masyarakat saat ini juga membutuhkan alternatif baru selain bunga deposito yang terus menurun seiring dengan adanya pemangkasan suku bunga ke depannya.
"Penjualan Bareksa sendiri untuk ORI027 melebihi 35% dari target yang kami tetapkan untuk seri ORI027, dengan tenor 3 tahun mendominasi lebih dari 70%," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (21/2/2025).
Baca Juga
Senada dengan itu, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan bahwa banyaknya peminat ORI027 karena memberikan kupon yang lebih menarik dibandingkan deposito yang hanya menawarkan bunga sekitar 4,32%.
Selain itu, menurutnya pasar saham yang sedang lesu juga membuat investor mencari alternatif investasi yang lebih aman. Obligasi ritel menjadi pilihan yang menarik.
"Ketidakpastian ekonomi global dan kebijakan moneter internasional membuat investor lebih memilih aset berisiko rendah," ucapnya kepada Bisnis, Jumat (21/2/2025).
Kemudian, Kepala Divisi Riset Pefindo Suhindarto mengatakan bahwa apabila melihat data dari PHEI, yield surat utang pemerintah tenor 6 tahun sudah berada di level 6,68%. Maka, dengan bunga ORI027 yang ditawarkan sebesar 6,75% untuk tenor yang sama, maka berinvestasi ORI relatif lebih menarik.
Selain itu, menurutnya sentimen dari prospek kelanjutan pelonggaran kebijakan moneter di waktu mendatang juga akan turut menjadi faktor.
"Apabila suku bunga kembali diturunkan, maka hal ini akan menurunkan pricing yield dan akan membuat obligasi berkupon tinggi seperti ORI027 akan menjadi semakin langka," ucapnya kepada Bisnis.
Dia menjelaskan dengan begitu, investor akhirnya akan memanfaatkan momen tersebut untuk mendapatkan obligasi dengan tingkat bunga yang relatif lebih tinggi.
Seperti diketahui, Direktorat Jenderal Pembiayaan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI menyatakan bahwa kuota penjualan ORI027 disesuaikan dengan minat pasar. Kuota ORI027 ditambah hingga mencapai Rp38 triliun dari awalnya ditetapkan sebesar Rp25 triliun.
DJPPR Kemenkeu RI telah meluncurkan ORI027 dalam dua seri, yaitu ORI027T3 tenor 3 tahun dengan kupon 6,65% dan ORI027T6 tenor 6 tahun memiliki kupon 6,75% per tahun. Masa penawaran ORI027 berlangsung sejak 27 Januari 2025 hingga 20 Februari 2025.