Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Ungkap Prospek Pelunasan Obligasi Jatuh Tempo BUMN Karya 2025

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengungkapkan perbedaan prospek pelunasan obligasi jatuh tempo dari PTPP, ADHI, dan WIKA.
Karyawati beraktivitas di depan logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) di Jakarta, Senin (11/7/2022). Bisnis/Abdurachman
Karyawati beraktivitas di depan logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) di Jakarta, Senin (11/7/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengungkapkan perbedaan prospek pelunasan obligasi jatuh tempo dari tiga emiten BUMN Karya, yakni PTPP, ADHI, dan WIKA sepanjang 2025.

Melansir data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) memiliki obligasi jatuh tempo senilai total Rp2,56 triliun pada tahun ini.

WIKA sudah lebih dulu menghadapi jatuh tempo Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A senilai Rp593,95 miliar, dan Sukuk Mudharabah II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A sebesar Rp412,90 miliar.

Dua surat utang itu jatuh tempo pada pekan ini, Selasa (18/2/2025). Namun, keterbatasan likuiditas membuat WIKA menunda pembayaran atas keseluruhan nilai obligasi dan sukuk, sehingga saham perusahaan disuspensi otoritas Bursa.

Suhindarto, Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, memperkirakan bahwa obligasi WIKA lain yang akan jatuh tempo pada tahun ini juga memiliki risiko penundaan pembayaran, seperti obligasi dan sukuk sebelumnya.

“Kecuali WIKA berhasil mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Obligasi [RUPO] untuk perpanjangan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (20/2/2025).

Pada 2025, WIKA masih akan menghadapi tiga surat utang senilai Rp1,13 triliun. Pertama, dari Obligasi Berkelanjutan III Wijaya Karya Tahap I Tahun 2022 Seri A dengan nilai pokok Rp479,8 miliar. Obligasi ini jatuh tempo pada 3 November 2025.

Selanjutnya adalah Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A dengan nilai Rp231 miliar dan Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri B senilai Rp429 miliar. Keduanya jatuh tempo pada 18 Desember 2025.

Di sisi lain, PTPP juga menghadapi Obligasi Berkelanjutan III PTPP Tahap II Tahun 2022 Seri A senilai Rp140 miliar yang jatuh tempo pada 22 April mendatang.

ADHI turut memiliki utang obligasi sebesar Rp1,28 triliun dari Obligasi Berkelanjutan III Adhi Karya Tahap III Tahun 2022 Seri A yang diterbitkan pada 22 Mei 2022. Obligasi dengan kupon 8,25% ini jatuh tempo pada Mei 2025.

Suhindarto mengatakan kondisi gagal bayar yang dialami WIKA tidak bisa disamakan dengan PTPP dan ADHI. Menurutnya, sumber pelunasan surat utang keduanya berasal dari kombinasi dana internal serta pendanaan eksternal terutama perbankan.

“Selain itu, dari sisi neraca, kondisi keuangan ADHI dan PPTP masih relatif lebih baik dan sehat dibandingkan dengan WIKA,” pungkasnya.

Jika menilik laporan keuangan masing-masing perusahaan pada 2023, WIKA, ADHI, dan PTPP memiliki rasio lancar atau current ratio yang berbeda. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau jatuh tempo dalam setahun, dihitung dengan membandingkan aset lancar dan kewajiban lancar.

Sepanjang 2023, WIKA tercatat memiliki rasio lancar sebesar 80,13% atau di bawah level minimal 100%. Sementara itu, ADHI memiliki rasio lancar sebesar 114%, sementara PTPP memiliki current ratio hingga 115,93%.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper