Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Market Cap Pasar Saham RI Menguap Rp935 Triliun Imbas Koreksi BBCA hingga BREN

BEI mencatat penyusutan kapitalisasi pasar atau market cap hingga Rp935 triliun per awal 2025 seiring penurunan saham big caps seperti BBCA hingga BREN.
Karyawan melintas didekat layar yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (15/11/2024)./ JIBI/Bisnis/Abdurachman
Karyawan melintas didekat layar yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (15/11/2024)./ JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penyusutan kapitalisasi pasar atau market cap di pasar saham Indonesia hingga Rp935 triliun per awal 2025 seiring terkoreksinya saham-saham big caps seperti BBCA hingga BREN.

Berdasarkan data BEI, kapitalisai pasar di Bursa mencapai Rp11.401 triliun pada akhir pekan lalu, Jumat (14/2/2025), menyusut 1,67% dalam sepekan, atau dari Rp11.595 triliun pada sepekan sebelumnya.

Sementara itu, kapitalisasi pasar di Bursa juga telah mengalami penyusutan Rp935 triliun pada awal tahun ini atau sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) dibandingkan kapitalisasi pasar di Bursa pada perdagangan terakhirnya di 2024, yakni Rp12.336 triliun.

Penyusutan kapitalisasi pasar di Bursa terjadi seiring dengan kinerja IHSG yang lesu pada awal 2025. IHSG memang menguat 0,38% ke level 6.638,45 pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (14/2/2025). Namun, IHSG masih melemah 6,24% ytd.

VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menjelaskan pelemahan IHSG pada perdagangan awal 2025 disertai dengan larinya dana asing. Tercatat, nilai jual bersih atau net sell asing di pasar saham Indonesia mencapai Rp10,51 triliun.

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh sentimen kebijakan moneter di mana Ketua The Fed Jerome Powell memberikan sinyal pemangkasan suku bunga yang lebih hati-hati pada 2025.

"Sehingga ini membuat narasi higher for longer mendorong peralihan ke aset low risk hingga safe havens," kata Audi pada akhir pekan lalu (14/2/2025).

Selain itu, terdapat sentimen kebijakan tarif yang diterapkan Presiden AS, Donald Trump. Sebagaimana diketahui, Trump mengumumkan pengenaan tarif impor 25% untuk baja dan aluminium. Kiwoom Sekuritas melihat hal ini akan berdampak pada ekonomi global.

Faktor pelemahan pasar lainnya adalah rilis kinerja emiten yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar. Hal ini cenderung membuat investor cenderung melakukan rebalancing portofolio.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata juga mengatakan kejatuhan IHSG pada awal 2025 merupakan dampak dari sentimen pasar global, terutama dari kebijakan perdagangan AS.

“Kebijakan perdagangan AS di bawah Donald Trump menerapkan tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan China. Namun, di sela-sela itu, terdapat penundaan terhadap tarif Kanada dan Meksiko, yang menambah ketidakpastian,” ujarnya.

Kondisi makroekonomi Indonesia turut memberikan tekanan. Liza menuturkan deflasi dan pertumbuhan ekonomi yang meleset dari asumsi makro 2024, kendati masih bertahan di level 5%, menjadi faktor lain yang membebani indeks.

Seiring dengan penyusutan kapitalisasi pasar di Bursa, sejumlah emiten dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar pun mencatatkan penyusutan. Berikut kinerja kapitalisasi pasar deretan emiten big caps pada awal 2025:

1. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA)

Berdasarkan laporan kapitalisasi pasar BEI periode Januari 2025, kapitalisasi pasar BBCA mencapai Rp1.153 triliun, susut Rp27 triliun dalam sebulan, atau dibandingkan kapitalisasi pasar pada periode Desember 2024 sebesar Rp1.180 triliun.

Pada bulan ini, kapitalisasi pasar BBCA juga kian susut dan pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu mencatatkan kapitalisasi pasar di level Rp1.095 triliun. Menyusutnya kapitalisasi pasar BBCA terjadi seiring dengan harga saham yang juga melemah 6,2% ytd.

2. PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN)

Berdasarkan laporan kapitalisasi pasar BEI periode Januari 2025, kapitalisasi pasar BREN mencapai Rp1.207 triliun, susut Rp33 triliun dalam sebulan, atau dibandingkan kapitalisasi pasar pada periode Desember 2024 sebesar Rp1.240 triliun.

Pada bulan ini, kapitalisasi pasar BREN kian susut dan pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu mencatatkan kapitalisasi pasar di level Rp823 triliun. Menyusutnya kapitalisasi pasar BREN terjadi seiring dengan harga saham yang juga melemah 29,11% ytd.

3. PT Bayan Resources Tbk. (BYAN)

Berbeda dengan BREN dan BBCA, kapitalisasi pasar BYAN pada periode Januari 2025 meningkat menjadi Rp680 triliun, dibandingkan periode Desember 2024 Rp675 triliun.

Namun, pada bulan ini, kapitalisasi pasar BYAN menyusut dan pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu mencatatkan kapitalisasi pasar di level Rp674 triliun. Menyusutnya kapitalisasi pasar BYAN terjadi seiring dengan harga saham yang juga melemah 0,74% ytd.

4. PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA)

Berdasarkan laporan kapitalisasi pasar BEI periode Januari 2025, kapitalisasi pasar TPIA mencapai Rp614 triliun, menyusut Rp34 triliun dibandingkan periode Desember 2024 sebesar Rp648 triliun.

Pada bulan ini, kapitalisasi pasar TPIA kian susut dan pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu mencatatkan kapitalisasi pasar di level Rp603 triliun. Menyusutnya kapitalisasi pasar TPIA terjadi seiring dengan harga saham yang juga melemah 5% ytd.

5. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI)

Berdasarkan laporan kapitalisasi pasar BEI periode Januari 2025, kapitalisasi pasar BBRI mencapai Rp633 triliun, meningkat dibandingkan periode Desember 2024 sebesar Rp612 triliun.

Namun bulan ini, kapitalisasi pasar BBRI susut dan pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu mencatatkan kapitalisasi pasar di level Rp579 triliun. Menyusutnya kapitalisasi pasar BBRI terjadi seiring dengan harga saham yang juga melemah 2,7% ytd.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper