Bisnis.com, JAKARTA — Emiten BUMN Karya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) memberikan penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) soal kondisi usaha industri konstruksi yang menantang, termasuk penurunan kontrak baru hingga Rp8,4 triliun pada 2024 secara tahunan.
Berdasarkan keterbukaan informasi, BEI menanyai WIKA terkait dampak penurunan perolehan kontrak baru terhadap proyeksi pendapatan dan cash flow perseroan dalam jangka pendek serta jangka panjang.
Manajemen WIKA kemudian menjelaskan bahwa saat ini perseroan tengah menghadapi kondisi bisnis yang menantang, disebabkan adanya penurunan tender proyek pada 2024, baik pemerintah, BUMN maupun swasta.
"Penurunan perolehan kontrak baru mengakibatkan turunnya penjualan sehingga membuat arus kas masuk menurun," tulis Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya di keterbukaan informasi pada Jumat (14/2/2025).
Sebelumnya, WIKA melaporkan telah membukukan kontrak baru sebesar Rp20,7 triliun pada 2024. Jumlah itu turun dari realisasi tahun sebelumnya yang meraih Rp29,1 triliun.
Mahendra mengatakan bahwa perolehan kontrak baru pada tahun lalu mayoritas berasal dari sektor infrastruktur dan gedung dengan kontribusi mencapai 42% dari total nilai kontrak baru. Selanjutnya, sektor industri memiliki porsi sebesar 32% dari total nilai kontrak baru, sektor engineering, procurement, construction, and commissioning (EPCC) berkontribusi hingga 20%, dan sektor properti menyumbang 6%.
Baca Juga
Selain itu, mengacu informasi terkait pembayaran Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A, WIKA menjelaskan bahwa saat ini masih dalam keterbatasan likuiditas yang dilatar belakangi kondisi usaha industri konstruksi yang menantang.
WIKA juga mengalami keterbatasan unrestrictred cash dikarenakan penyerapan penyertaan modal negara (PMN) yang diterima pada 2024 belum dapat dilakukan sesuai rencana awal akibat adanya dinamika kebijakan dan kondisi proyek.
Atas kondisi tersebut, terdapat langkah-langkah yang diambil oleh WIKA seperti mendorong produksi yang berasal dari kontrak berjalan sesuai dengan ketersediaan anggaran pada masing-masing proyek. Perseroan juga berupaya menjalankan langkah transformasi untuk memperkuat eksekusi proyek dengan lean construction, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat tata kelola perseroan.
Di sisi lain, perseroan berupaya menjalankan perluasan fokus pasar untuk menggali potensi proyek yang mendukung asta cita pemerintah, juga proyek dengan pemberi kerja BUMN dan swasta.
"Perseroan juga membuka peluang strategic partnership dengan pihak swasta maupun asing guna meningkatkan peluang perolehan proyek serta keterlibatan perseroan pada proyek investasi asing," tulis Mahendra.