Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saratoga (SRTG) Bidik IPO Massal Klinik ZAP hingga Brawijaya Hospitals

Saratoga Investama Sedaya (SRTG) membuka peluang untuk membawa sejumlah portofolionya IPO mulai dari klinik ZAP hingga Brawijaya Hospitals.
Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) Devin Wirawan.
Direktur Investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) Devin Wirawan.

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan investasi besutan Edwin Soeryadjaya PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) membuka peluang untuk membawa sejumlah perusahaan portofolionya mulai dari klinik perawatan ZAP hingga Brawijaya Hospitals untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di lantai Bursa.

Direktur Investasi Saratoga Investama Sedaya Devin Wirawan mengatakan saat ini Saratoga masih memiliki banyak perusahaan yang masih berstatus sebagai perusahaan privat atau tertutup.

"Kami harap pada saatnya nanti bisa melantai di Bursa," kata Devin di Jakarta, Selasa (21/1/2025).

Devin menjelaskan beberapa perusahaan tersebut seperti MGM Bosco Logistics yang merupakan salah satu perusahaan cold chain logistics terbesar di Indonesia.

Kemudian Xurya Energy, yang merupakan salah satu perusahaan energi surya terbesar di Indonesia. Lalu klinik perawatan ZAP, yang saat ini menurut Devin telah memiliki lebih dari 120 klinik.

Selanjutnya adalah Brawijaya Hospitals yang merupakan salah satu perusahaan yang dimiliki Saratoga pada awal tahun 2024. Saat ini, kata Devin, Brawijaya Hospitals memiliki lima rumah sakit, dan dua klinik.

"Target kami adalah untuk membangun dua rumah sakit setiap tahun," ujar Devin.

Lebih lanjut, Devin menjelaskan karena SRTG baru mengakuisisi Brawijaya Hospitals, maka tugas perseroan adalah mengembangkan perusahaan terlebih dahulu. Apabila ukuran Brawijaya Hospitals ini dirasa telah cukup besar, maka langkah IPO bisa dilakukan.

"Nah nanti pada saat yang tepat baru kami monetisasi. Tapi, saat ini belum," ucapnya.

Adapun Devin menuturkan total kapitalisasi pasar dari perusahaan publik yang merupakan portofolio Saratoga ini saat ini sekitar Rp380 triliun.

Dia mengatakan pertumbuhan NAV SRTG masih didominasi oleh pertumbuhan perusahaan-perusahaan SRTG yang sudah go public.

Dari jumlah NAV sebesar Rp56 triliun, sekitar 82% dikontribusikan oleh tiga perusahaan, yaitu Grup Adaro, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), dan Merdeka Group.

Devin menjelaskan saat ini tujuan SRTG ke depannya adalah untuk menciptakan sebuah platform, atau satu perusahaan yang bisa berkontribusi sekitar US$1 miliar terhadap NAV SRTG.

"Jadi dari tiga perusahaan itu masing-masing plus minus itu mereka berkontribusi sekitar US$1 miliar kepada NAV kami. Dan kami berharap kontribusi itu akan berasal dari perusahaan-perusahaan yang saat ini masih sifatnya private," tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper