Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Saham Lapis Dua Jeblok Awal 2025, INTP hingga ADMR Paling Boncos

Saham-saham emiten lapis kedua yang tergabung dalam indeks SMC Liquid berkinerja jeblok pada awal tahun ini. INTP hingga ADMR tepantau terpantau paling boncos.
Karyawan melintas didekat layar yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (15/11/2024)./ JIBI/Bisnis/Abdurachman
Karyawan melintas didekat layar yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (15/11/2024)./ JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham emiten lapis kedua yang tergabung dalam indeks small medium cap (SMC) Liquid berkinerja jeblok pada awal tahun ini. Saham yang berkinerja paling  jeblok di antaranya PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX SMC Liquid mencatatkan pelemahan 0,41% pada perdagangan hari ini, Rabu (5/2/2025) ditutup di level 283,98. IDX SMC Liquid pun melorot 6,84% sejak perdagangan perdana 2025 atau secara year to date (ytd). Begitu pula tahun lalu, IDX SMC Liquid turun 8,24% sepanjang 2024.

Sejak perdagangan perdana tahun ini, dari 54 konstituen IDX SMC Liquid, ada 43 saham yang mengalami pelemahan.

Terdapat deretan saham konstituen IDX SMC Liquid yang paling berkinerja jeblok. Rata-rata saham jeblok berasal dari sektor energi. Harga saham ADMR misalnya ambrol 21,89% ytd dan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) ambrol 20,45% ytd.

Lalu, harga saham PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) turun 17,03% ytd dan PT Harum Energy Tbk. (HRUM) turun 15,57% ytd.

Dari sektor lainnya, harga saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) ambrol 23,47% ytd. Kemudian, harga saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) turun 16,41%, PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) turun 12,2%, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) turun 13,26%, PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) turun 12,95%, serta PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) turun 13,18%.

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai terdapat faktor pendorong jebloknya kinerja IDX SMC Liquid tahun ini. "Ketidakpastian ekonomi global dan domestik, seperti inflasi tinggi, suku bunga, atau kebijakan moneter yang ketat di AS," ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (4/2/2025).

Kondisi tersebut menurutnya bisa memengaruhi likuiditas dan daya tarik saham-saham di IDX SMC Liquid.

Penurunan kinerja juga bisa mencerminkan kurangnya minat jangka pendek terhadap saham-saham di indeks, terutama jika prospek pertumbuhannya terbatas.

Ke depan, terdapat peluang pemulihan saham-saham dalam IDX SMC Liquid didorong stabilitas ekonomi, kinerja sektor-sektor terkait, dan perbaikan sentimen pasar. Akan tetapi, tantangannya terletak pada ketidakpastian ekonomi dan dinamika pasar.

Sementara, Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menilai pemulihan saham-saham di IDX SMC Liquid ke depannya tetap ada mengingat sentimen penurunan suku bunga bisa berdampak ke mayoritas sektor. "Hanya saja, saat ini tantangannya penguatan dolar AS sehingga rupiah juga melemah membuat beban bagi emiten," tuturnya.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper