Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham emiten lapis kedua yang tergabung dalam indeks small medium cap (SMC) Liquid berkinerja jeblok pada tahun ini.
Sejumlah saham seperti PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menjadi pemberat indeks.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX SMC Liquid yang beranggotakan 51 emiten mencatatkan penguatan 1,35% pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (27/12/2024) ke level 300,75. Namun, IDX SMC Liquid telah mengalami tren penurunan, setidaknya dalam tiga bulan terakhir.
IDX SMC Liquid ambrol 10,48% dalam perdagangan tiga bulan terakhir dan dalam zona merah sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD) lantaran melemah 9,47%.
Terdapat sejumlah saham yang menjadi pemberat atau top laggards indeks. Saham SMGR misalnya menjadi pemberat seiring dengan penurunan harga saham 49,03% YtD.
Kemudian, harga saham BUKA turun 40,97% YtD dan PT Sarana Menara Nusantara (TOWR) turun 37,13% YtD.
Saham-saham konstituen IDX SMC Liquid lainnya pun mencatatkan harga yang jeblok tahun ini. PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) misalnya jeblok 52,84% YtD, PT BTPN Syariah Tbk. (BTPS) ambrol 45,21% YtD, dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) turun 36,18% YtD.
Lalu, harga saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) turun 32,7% YtD, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) turun 28,76% YtD, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) turun 25,72% YtD, serta PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) turun 25,33% YtD.
Meski begitu, terdapat deretan saham di IDX SMC Liquid yang masih berkinerja kinclong dan menjadi penopang indeks atau top leaders. Harga saham PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) misalnya naik 39,47% YtD, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) naik 46,43% YtD, dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) naik 60,26% YtD.
Sentimen Kemenangan Donald Trump
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menilai IDX SMC Liquid yang mencakup saham lapis dua menghadapi tekanan signifikan sepanjang tahun berjalan, terutama akibat sentimen eksternal seperti kemenangan Donald Trump yang memicu ketidakpastian global dan penguatan dolar AS.
"Hal ini mendorong aliran keluar dana asing dari pasar saham, termasuk dari saham-saham lapis dua yang cenderung kurang likuid dibanding saham blue-chip," tutur Miftahul kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Ke depan, dalam waktu dekat IDX SMC Liquid juga diproyeksikan masih memiliki kecenderungan dalam tekanan, terutama jika volatilitas pasar global, dan proyeksi suku bunga AS masih tetap tinggi.
Pada 2025, indeks berpotensi bangkit jika ekonomi global stabil, aliran dana asing kembali, dan emiten-emiten lapis dua mencatat pertumbuhan yang solid, terutama yang berorientasi pada sektor domestik.
Kiwoom Sekuritas merekomendasikan dua saham di IDX SMC Liquid yang prospektif pada akhir tahun ini dan awal 2025 yakni PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) serta PT Map Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA).
"SIDO dan MAPA masih akan cukup menarik di periode mendatang dengan katalis dan proyeksi peningkatan konsumsi domestik jelang akhir tahun serta stabilitas daya beli masyarakat yang dapat mendorong demand dari produk emiten tersebut," ujar Miftahul.
Sementara, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai IDX SMC Liquid lebih cenderung major sideways atau kecenderungan saham untuk bergerak dalam rentang terbatas dan volume relatif stabil.
"Kalau proyeksinya akan dipengaruhi katalis positif kinerja keuangan emiten masing-masing secara keseluruhan 2024. Ini akan dicermati," ujar Nafan.
--------------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.