Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ambrol 0,84% menjadi Rp16.442 per Dolar AS, Terhimpit Greenback

Rupiah bersama mata uang utama Asia lainnya terpukul di hadapan dolar AS pada awal pekan ini. Rupiah melemah 0,84% menjadi Rp16.442 per dolar AS.
Karyawan memperlihatkan mata uang Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan mata uang Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Selasa (12/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah bersama mata uang utama Asia lainnya terpukul di hadapan dolar AS pada awal pekan ini.

Berdasarkan data Bloomberg pukul 14.16 WIB, nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,84% menjadi Rp16.442 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback di hadapan mata uang utama dunia menguat 1,16% menjadi 109,53.

Terpantau mata uang di kawasan Asia anjlok siang ini. Dolar Taiwan longsor 1,23%, baht Thailand turun 0,95%, dan won Korea Selatan anjlok 0,84%.

Adapun, lonjakan dolar AS seiring dengan pengumuman Presiden AS Donald Trump yang mengenakan tarif impor untuk Kanada, Meksiko, dan China.

Eskalasi tensi itu pun menegaskan posisi proteksionisme AS yang akan berdampak pada hampir seluruh perkembangan ekonomi dan politik. Hal itu akan memengaruhi inflasi dan geopolitik yang akhirnya tercermin lewat pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya, Trump mengatakan dia berencana akan bertemu dengan Kanada dan Meksiko untuk membahas pengenaan tarif itu. Adapun, tarif impor oleh AS direncanakan berlaku mulai 4 Februari 2025.

"Trump seperti pemain poker yang mempertaruhkan semua yang dia punya di awal. Dan pasar tidak siap untuk itu," kata Analis Standard Chartered Plc. Steven Englander.

Reli dolar AS seiring dengan pengenaan tarif diperkirakan bisa menekan seluruh perekonomian luar negeri, menahan suku bunga AS, hingga menjadikan greenback sebagai aset safe haven paling menarik.

Dalam perkembangan terpisah, PM Kanada Justin Trudeau sudah menyiapkan tarif balasan sebesar 25% sedangkan Meksiko masih membahas untuk membalas tarif tersebut.

Sedangkan Menteri Perdagangan China mengeluarkan pernyataan resmi yang bersumpah akan mengambil tindakan balasan untuk AS dan melayangkan komplain ke Organisasi Dagang Internasional (WTO).

"Pasar keuangan harus mengambil penyesuaian yang menyakitkan dalam beberapa pekan ke depan," ujar Strategis Corpay Karl Schamotta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper