Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Buka Gembok Perdagangan Saham Raharja Energi Cepu (RATU)

Saham RATU sempat melesat 1.070 poin atau 24,71% ke level Rp5.400 per saham pekan lalu, sebelum akhirnya kena suspensi.
Jajaran direksi dan komisaris PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) memperhatikan papan perdagangan saham usai resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (8/1/2025)./BEI
Jajaran direksi dan komisaris PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) memperhatikan papan perdagangan saham usai resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (8/1/2025)./BEI

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kembali perdangangan saham PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) di pasar reguler dan pasar tunai.  

Pembukaan perdangangan saham emiten yang terafiliasi dengan Happy Hapsoro itu dilakukan otoritas bursa mulai sesi I hari ini, Rabu (22/1/2025).   

“Dengan ini diumumkan bahwa suspensi atas perdangan saham PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) di pasar reguler dan pasar tunai dibuka kembali,” tulis Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Yulianto Aji Sadono lewat pengumuman resmi, Rabu (22/1/2025). 

Sebelumnya, BEI menghentikan sementara perdangangan atau suspensi saham RATU sejak Senin (20/1/2025). Keputusan itu diambil dalam rangka cooling down untuk perlindungan investor. 

Seperti diketahui, saham RATU melesat 1.070 poin atau 24,71% ke level Rp5.400 per saham. RATU menyentuh level auto rejection atas (ARA) setelah kembali diperdagangkan pada Jumat (17/1/2025). 

Sejak resmi debut IPO pekan lalu, saham RATU telah melesat 3.965 poin atau 276,31%.

Sebelumnya, BEI lebih dahulu menghentikan sementara perdangangan atau suspensi saham RATU sejak Kamis (16/1/2025). Keputusan itu diambil dalam rangka cooling down untuk perlindungan investor.  

Pada perdagangan Rabu (15/1/2025), RATU masuk daftar saham dalam pemantauan BEI akibat adanya peningkatan harga saham yang di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA).  

Saat itu, saham RATU telah melejit 24,78% setelah pembukaan perdangangan sesi I ke level Rp4.330 per saham.  

Dalam initial public offering (IPO), harga saham RATU ditawarkan di angka Rp1.150 per saham. 

Direktur Utama RATU Alexandra Sinta Wahjudewanti mengapresiasi respon positif yang diberikan masyarakat dan investor setelah perseroan mencatatkan sahamnya di BEI.  

“Data yang kami peroleh saham RATU mengalami oversubscription sekitar 313,15 kali dengan jumlah sekitar 130.000 investor, kami berusaha menjaga kepercayaan investor dengan berkomitmen untuk menjaga profesionalisme kami,” kata Sinta saat pencatatan saham RATU di BEI, Jakarta, Rabu (8/1/2025).  

Selepas IPO ini, Sinta menerangkan, perseroannya bakal bergerak ekspansif untuk meningkatkan kinerja mendatang. Dia berharap perseroan dapat memberikan manfaat yang terus tumbuh untuk pemegang saham dan masyarakat.   

Dalam IPO, Raharja Energi Cepu menawarkan 543,01 juta saham yang mencakup 190,05 juta saham baru dan 352,95 juta saham yang dijual oleh RAJA.  

Total saham IPO Raharja Energi Cepu setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO. Nilai IPO tersebut terdiri atas Rp218,56 miliar hasil penerbitan saham baru dan Rp405,9 miliar masuk kocek RAJA sebagai hasil dari divestasi saham RATU. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper