Bisnis.com, JAKARTA — PT Indofarma Tbk. (INAF) optimistis dapat bangkit dari persoalan merugi menahun seiring langkah ekspor obat-obatan ke Afghanistan melalui pabrik yang berada di Cibitung.
Direktur Utama PT Indofarma Tbk. (INAF) Yeliandriani mengatakan bahwa perseroan tetap berusaha memproduksi obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat secara nasional maupun internasional, sekaligus memperbaiki kinerja perseroan.
“Kami mengawali tahun ini dengan bekerja keras untuk memenuhi komitmen kami kepada buyer di Afghanistan," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (19/1/2025).
Dia mengatakan bahwa dengan segala keterbatasan modal kerja dan upaya efisiensi yang harus terus dilakukan perseroan, ekspor menjadi penanda Indofarma berusaha bangkit kembali.
Sementara itu, Direktur Operasional PT Indofarma Tbk. (INAF) Andi Prazos menjelaskan bahwa Indofarma melakukan ekspor ke Afghanistan sebanyak lima kontainer.
“Ekspor ini menunjukkan bahwa produksi Indofarma diakui oleh pasar nasional maupun internasional,” ujarnya menambahkan.
Baca Juga
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa manajemen Indofarma optimistis dengan penguatan pasar ekspor. Dengan begitu, kontribusi dari sektor internasional akan semakin signifikan di masa mendatang.
Kemudian, Yeliandriani juga berharap agar upaya untuk perbaikan kinerja Indofarma dapat didukung oleh semua pemangku kepentingan, baik itu pemegang saham, pemerintah, maupun masyarakat.
Untuk diketahui, berdasarkan laporan keuangan, PT Indofarma Tbk. (INAF) melaporkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik induk senilai Rp166,48 miliar hingga kuartal III/2024.
Berdasarkan laporan keuangan, kerugian INAF menurun 13,1% apabila dibandingkan dengan Rp191,69 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
INAF mencatat penurunan penjualan bersih menjadi Rp137,87 miliar hingga kuartal III/2024, turun 69% dari Rp445,70 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Penjualan bersih Indofarma anjlok, terlihat dari penjualan lokal ethical yang menurun 76,6% menjadi Rp63,7 miliar hingga kuartal III/2024, dari Rp272,82 miliar hingga kuartal III/2023.
Penjualan ekspor Indofarma juga merosot 69% menjadi Rp137,87 miliar hingga kuartal III/2024 dari Rp445,70 miliar pada periode yang sama tahun lalu