Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI : 97% Emiten Patuh Sampaikan Laporan Keberlanjutan

Tantangan utama emiten dalam menyusun pelaporan keberlanjutan adalah tantangan dalam memperoleh data ESG, baik kuantiatif dari aktivitas perusahaan.
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan sebanyak 873 emiten atau 97% dari total perusahaan tercatat telah mengirimkan laporan keberlanjutan atau sustainability report (SR).

Kewajiban penyampaian SR diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51/POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik, serta Surat Edaran OJK Nomor 16/SEOJK.04/2021 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyampaikan 873 perusahaan tercatat telah menyampaikan Sustainability Report 2023 pada 2024. 

Dalam menyusun laporan keberlanjutan itu, Jeffrey memastikan perusahaan tercatat juga menyampaikan pelaporan terkait penerapan prinsip-prinsip keuangan keberlanjutan. Berdasarkan sampling laporan keberlanjutan perusahaan tercatat, BEI melihat bahwa masih terdapat room for improvement bagi emiten dalam menyampaikan informasi penghitungan emisi yang lebih transparan dan akurat.

"Sehingga, data emisi tersebut dapat membantu investor untuk mengambil keputusan investasi yang mengedepankan aspek perubahan iklim," ujar Jeffrey, Jumat (10/1/2025).

Jeffrey menyampaikan tantangan utama perusahaan tercatat dalam menyusun pelaporan keberlanjutan, adalah tantangan dalam memperoleh data ESG, baik kuantiatif dari aktivitas perusahaan.

Dari hasil survei yang telah dilakukan oleh BEI bekerja sama dengan Mandiri Institute pada 2024 dengan 150 perusahaan tercatat yang menyampaikan respons survei, terdapat beberapa tantangan utama yang dialami.

Adapun, tantangan itu di antaranya lack of quantitative data yang dapat digunakan dalam melaporkan kinerja ESG, limited human resources, serta biaya yang diakibatkan oleh adanya pengumpulan data ESG dan penyusunan pelaporan ESG (seperti biaya konsultan) di perusahaan.

BEI terus berkomitmen untuk mendukung penerapan ESG di pasar modal Indonesia, melalui berbagai inisiatif, diantaranya berkolaborasi dengan lembaga yang fokus dalam pengembangan ESG, untuk mengadakan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada perusahaan tercatat, untuk memberikan awareness dan technical assistance bagi perusahaan tercatat dalam menyusun pelaporan keberlanjutan.

Pada 2024, BEI telah mengembangkan dan menerapkan ESG Metric Reporting yang dibangun pada sarana keterbukaan informasi bagi perusahaan tercatat.

Nantinya, dalam penyampaian SR 2024 pada 2025, perusahaan tercatat akan mengisi informasi Common ESG Core Metric. Adapun, ESG metric yang telah dibangun menggunakan standar metric ESG yang juga dilaporkan dalam SR sesuai SEOJK 16, juga menggunakan ASEAN Exchanges ESG Common Core Metric yang mana core metric ini merupakan acuan dasar ESG Metric Reporting yang dibangun bersama-sama bursa di ASEAN.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper