Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah analis menilai harga saham PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) masih undervalued seiring rencana emiten migas Grup Bakrie tersebut yang akan melakukan aksi pembelian kembali saham atau buyback.
Untuk diketahui, ENRG belakangan tengah meminta persetujuan buyback kepada pemegang saham dengan porsi maksimal 10% dari modal disetor.
Sementara itu, manajemen menyiapkan dana mencapai US$12 juta atau sekitar Rp192,22 miliar dengan asumsi kurs tengah Bank Indonesia pada 17 Desember 2024 sebesar Rp16.019 per dolar AS.
“Pernyataan bahwa saham ENRG masih undervalued didukung oleh valuasi saat ini, dengan T12M EV/EBITDA berada di 1,88 kali, jauh di bawah peers MEDC: 4,18 kali,” kata Analis Panin Sekuritas Rizal Nur Rafly saat dihubungi, Kamis (26/12/2024).
Rizal mengatakan kinerja keuangan ENRG sepanjang periode 9 bulanan 2024 telah menunjukkan catatan yang solid dengan pendapatan tumbuh 8% secara tahunan menjadi US$320 juta dan laba bersih meningkat 12% menjadi US$51 juta.
Menurut Rizal, harga wajar dari ENRG berada di level Rp270 per lembar saat ini. Dia menuturkan pertumbuhan pendapatan dan laba ENRG belakangan berhasil didorong oleh akuisisi sejumlah aset migas strategis seperti Siak dan Kampar.
Baca Juga
“Untuk saldo laba meskipun minus namun cukup membaik dari tahun ke tahun, di mana harapannya ketika sudah positif nanti bisa dapat bagi dividen,” kata dia.
Setali tiga uang, Sucor Sekuritas memiliki pandangan yang positif untuk prospek kinerja keuangan dan saham ENRG. Sucor Sekuritas memberikan rekomendasi beli ntuk ENRG dengan target harga Rp720 per lembar.
Research Analyst Sucor Sekuritas Andreas Yordan mengatakan pasar belum mengapresiasi saham ENRG sesuai dengan valuasi riil dari perseroan dan prospek kinerja keuangan dalam jangka panjang.
“Dari 2018 pendapatan negatif, lalu pendapatan positif di 2019 sampai 2023 per tahunnya bisa tumbuh 25%, untuk pendapatan tumbuh 3 kali lipat,” kata Yordan dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu (14/12/2024).
Saat ini, kata Yordan, saham ENRG diperdagangkan di level 5,3 kali price earning (PE) dan 2,6 kali EV/EBITDA.
“ENRG itu punya profit yang baik, under leverage, dibandingkan dengan peers-nya pertumbuhannya tidak setinggi ENRG yang lain sudah cukup leverage,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Manajemen ENRG bakal meminta persetujuan ihwal buyback saham itu lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 24 Januari 2025 mendatang.
“Pembelian kembali saham perseroan dilakukan terutama dengan tujuan meningkatkan nilai investasi pemegang saham perseroan,” tulis manajemen lewat keterbukaan informasi, Rabu (18/12/2024).
Wakil Direktur Utama sekaligus CFO PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) Edoardus Ardianto menganggap pasar belum menilai wajar atau fair kinerja saham ENRG.
Edoardus berharap kinerja keuangan dan operasional ENRG yang belakangan tumbuh positif dapat tercermin dari apresiasi saham perusahaan di pasar modal nantinya.
“Kami percaya bahwa saat ini, pasar belum memberikan suatu penilaian yang fair lah,” kata Edoardus saat webinar Indonesia Investment Education, Sabtu (14/12/2024).
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.