Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ekosistem omnichannel, PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) akan mendulang banyak benefit dari berbagai terobosan dan inovasi yang dilakukan sepanjang 2024 yang dapat mempercepat upayanya menuju profitabilitas.
Setidaknya katalis akhir tahun, seperti puncak Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12.12, libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), hingga bonus akhir tahun, dapat mendongkrak tren belanja konsumen yang ditangkap oleh beragam channel milik BELI.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menerangkan Harbolnas biasanya menjadi momentum emiten berbasis lokapasar mengalami apresiasi.
“Harbolnas ini berdekatan dengan momentum Nataru, jadi otomatis mestinya bisa berperan dalam memperkuat konsumsi domestik, ini dapat menggairahkan bisnis salah satunya lokapasar. Meski kinerja bisnis berbasis lokapasar ini belum profit, setidaknya kinerja top line bagus, relatif bertumbuh,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (18/12/2024).
Kondisi ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang memang 54% ditopang oleh konsumsi. Tak pelak, kinerja bisnis BELI diharapkan bakal terus bertumbuh. Pekerjaan rumahnya, tinggal upaya mencapai titik profitabilitas.
“Tinggal para emiten bisa mampu mencapai titik profitability, jika EBITDA sudah mulai profit, bottom line tinggal tunggu waktu,” urainya.
Hal terpenting ialah emiten dapat konsisten menumbuhkan gross transaction value (GTV), gross merchandise value (GMV), dan total processing value (TPV). Dengan prospek emiten masih positif dalam jangka panjang seiring dengan peningkatan konsumsi domestik dan transaksi digital di Indonesia.
Dia juga mengingatkan efisiensi yang mesti terus dilakukan terutama dalam strategi marketing, sekaligus mengoptimalisasi daily life products sehingga dapat meningkatkan jumlah users yang bertransaksi. Adapun, BELI yang memiliki beragam lini bisnis, cukup diuntungkan dengan momentum akhir tahun ini.
Momentum Harbolnas tentu sudah pasti bakal mendongkrak penjualan segmen bisnis ritel 1P milik BELI, serta segmen bisnis toko fisik sebagai bagian dari strategi omnichannel mereka.
Jika menilik laporan keuangan per kuartal III/2024, pendapatan segmen bisnis toko fisik BELI tumbuh 30% year on year (YoY) hampir menyentuh Rp4 triliun, sedangkan segmen 1P bertumbuh 43% secara kuartalan.
Sementara itu, segmen ritel 3P meliputi bisnis tiket.com bakal terdongkrak libur Nataru, seiring dengan momentum puncak pariwisata. Adapun, hingga kuartal III/2024, pendapatan segmen ini tumbuh 13%.
CEO & Co-Founder BELI Kusumo Martanto menerangkan BELI terus berfokus pada upaya ekspansi margin, kepemimpinan biaya, dan sinergi omnichannel dalam ekosistem.
Hal ini tecermin dari pertumbuhan laba bruto konsolidasi sebesar 35% YoY per kuartal III/2024 dan pengurangan kerugian EBITDA.
“Kelanjutan strategi inovasi menjadi kunci dalam perjalanan kami memberikan kenyamanan dan melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik, termasuk pemanfaatan kecerdasan buatan [artificial intelligence/AI] demi meningkatkan visibilitas produk kami di pasar,” jelasnya.
Sementara itu, mesin rekomendasi yang lebih baik telah meningkatkan rasio click-through-rate (CTR) BELI lebih dari dua kali lipat. Selain itu, program Blibli Affiliate yang diluncurkan bulan Juli juga telah memperoleh daya tarik positif.
Perkembangan Ekspansi Blibli
Adapun, pembangunan gudang baru di Marunda telah selesai dan beroperasi secara bertahap sejak Oktober 2024. Ekspansi ini diharapkan berdampak positif terhadap kinerja perseroan di kuartal IV/2024.
“Dengan penggunaan berbagai teknologi dan sistem otomasi seperti warehouse management system [WMS], AI, pick-to-light, dan conveyor system, kami percaya gudang baru ini akan mengoptimalkan keseluruhan operasi dan kemampuan pemenuhan kami di masa mendatang, termasuk untuk layanan Fulfillment at Speed [FAS] dan Fulfilled by Blibli [FBB] kami,” urainya.
Adapun, dari segmen toko fisik, BELI terus melakukan pengembangan jaringan fisik secara nasional untuk mendukung strategi omnichannel dengan penambahan tujuh toko elektronik konsumen sepanjang kuartal III/2024. Kini, BELI mengoperasikan 192 toko elektronik konsumen, serta 62 gerai supermarket premium dan 31 home and living experience centers pada akhir September 2024.
Sebagai pemain omnichannel, BELI juga hadir di bisnis supermarket premium melalui jenama Ranch Market dan Dekoruma untuk jaringan fisik home and living.
“Dengan dukungan puluhan gerai supermarket premium serta home and living experience centers, mengukuhkan kami sebagai ekosistem perdagangan omnichannel dan gaya hidup terkemuka di Indonesia,” tambahnya.
BELI melakukan strateginya sebagai upaya bisnis berkelanjutan yang diharapkan dapat terus memberikan dampak positif terhadap lingkungan, sosial, dan kepatuhan.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengamini emiten loka pasar bakal terdorong dari adanya Harbolnas serta Nataru pada akhir tahun.
“Akan ada peningkatan konsumsi masyarakat dan peningkatan trafik belanja. Di masa mendatang juga masih bisa berpotensi positif, walaupun saat ini emiten lokapasar harus bisa memperbaiki dari sisi biaya untuk bisa mencatatkan kinerja bottom line yang baik,” terangnya.
Head of Research BCA Sekuritas Andre Benas menerangkan faktor tantangan masih muncul dari daya beli yang sedang tertekan. Namun, prospek positif tetap bisa bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
BELI juga mencatatkan kinerja pendapatan tertinggi di antara emiten lokapasar lainnya dengan nilai Rp12,13 triliun per kuartal III/2024 tumbuh 6% YoY. Adapun, pendapatan GOTO dan BUKA masing-masing Rp11,66 triliun dan Rp3,39 triliun pada periode yang sama.
Andre menyoroti kenaikan take rate BELI yang cukup signifikan menjadi sekitar 7% pada kuartal III/2024 tumbuh cukup signifikan dari 4,8%.
“Kenaikan ini juga dibantu kinerja dari toko fisik. Penjualan online masih cukup menantang,” urainya.
Untuk modal kerja BELI dirasa cukup kuat, dimana BELI belum lama ini baru saja menyelesaikan peningkatan modal melalui skema PMTHMETD, termasuk masih adanya plafon pinjaman bank jika suatu waktu dibutuhkan.
Pada penutupan perdagangan Rabu (18/12), harga saham BELI berada di level Rp454. BELI menjadi satu-satunya yang belum terkoreksi dibawah harga pada saat IPO dibandingkan emiten-emiten lainnya di sektor new economy. Adapun, BCA Sekuritas menyematkan rating beli saham BELI dengan target price (TP) Rp520.