Bisnis.com, JAKARTA — Prospek saham emiten sektor healthcare diramal moncer pada 2025 mendatang tersengat program prioritas Prabowo Subianto di sektor kesehatan, seperti pemeriksaan kesehatan gratis hingga pembangunan fasilitas rumah sakit di daerah terpencil.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan bahwa prospek emiten sektor healthcare ke depan masih dinaungi sejumlah sentimen positif.
"Mengingat program Presiden Prabowo juga terus berfokus mengembangkan fasilitas kesehatan," katanya saat ditanyai Bisnis, Rabu (4/12/2024).
Presiden Prabowo Subianto menekankan tiga prioritas kesehatan, di antaranya pemeriksaan kesehatan gratis untuk semua kelompok umur, penurunan kasus TBC, dan pembangunan rumah sakit lengkap berkualitas di daerah terpencil dan tertinggal.
Menurutnya, program pemerintah di sektor kesehatan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi emiten-emiten di sektor healthcare.
Sementara itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa emiten sektor healthcare akan mendapat sentimen dari peraturan Coordination of Benefit (CoB) BPJS yang juga akan berdampak positif terhadap emiten berbasis rumah sakit. Menurutnya hal tersebut bisa menjadi peluang.
Baca Juga
Dia juga mengungkap sentimen lainnya, apabila pemerintah implementasikan penerapan KRIS (Kelas Rawat Inap Standar) pada semester I/2025, tentunya rumah sakit akan dituntut untuk meningkatkan standar pelayanan.
"Terkait dengan kamar tidur baru dalam rangka memenuhi pelayanan KRIS ini akan meningkatkan beban emiten berbasis rumah sakit karena menjadi bagian dari pengeluaran," ujarnya.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa untuk penerapan KRIS nantinya diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat. Kebutuhan layanan KRIS sebagai terobosan pemerintah juga sebagai komitmen dari rumah sakit dalam rangka meningkatkan pelayanan.
Dia juga mengatakan bahwa sentimen positif terhadap kinerja emiten sektor healthcare juga akan datang dari momentum saat sedang memasuki musim hujan.
"Memang ini akan menjadi suatu faktor terjadinya peningkatan risiko terkena penyakit karena ini berhubungan dengan pancaroba, jadi memang langkah kuratif maupun langkah preventif dilakukan oleh masyarakat kita yang sadar akan kesehatan," tambahnya.
Kemudian dia menjelaskan bahwa untuk tantangan secara makro, penerapan suku bunga tinggi akan memicu masyarakat untuk menahan diri untuk menerapkan langkah kuratif dan preventif dalam berobat.
Menurutnya, kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menurunkan suku bunga lebih lanjut bisa memicu peningkatan demand khususnya di sektor healthcare.
Adapun, Abdul Azis dari Kiwoom Sekuritas merekomendasikan saham HEAL dan SILO yang masih menarik dikoleksi, karena secara kinerja masih cukup baik dibanding yang lain.
"Saat ini kami merekomendasikan trading buy SILO dengan target 3.180 dan HEAL 1.595," katanya.
Sementara itu, Nafan dari Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan buy saham HEAL target 1.660, ADD SILO target 3.220 dan MIKA buy dengan target harga 2.830.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.