Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Jeblok Imbas Kemenangan Trump, Saham Bank Jumbo hingga ADRO Terseok

IHSG mencatatkan kinerja jeblok sepanjang November 2024 imbas momentum kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS.
Pegawai beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/10/2024). /JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/10/2024). /JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja jeblok sepanjang November 2024 imbas momentum kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS. Harga saham bank jumbo hingga PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) pun terseok-seok pada bulan ini.

Berdasarkan data RTI Business, IHSG ditutup melemah 1,19% pada perdagangan akhir bulan ini, Jumat (29/11/2024) ke level 7.114,26. IHSG pun ambrol 6,07% dalam sebulan perdagangan atau sepanjang November 2024. Adapun, sepanjang tahun ini hingga November 2024 (year to date/ytd), IHSG telah turun 2,18%.

Anjloknya IHSG pada November 2024 seiring dengan larinya dana asing dari pasar saham Indonesia. Tercatat, nilai jual bersih atau net sell asing dari pasar saham Indonesia mencapai Rp15,26 triliun sepanjang November 2024.

Pada perdagangan November 2024, sejumlah saham bank jumbo atau kelompok bank dengan modal inti (KBMI) IV juga tercatat ambrol. Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) misalnya ambrol 9,57% dalam sebulan perdagangan ke level Rp4.250.

Saham BBRI pun banyak dilego asing dengan catatan net sell asing mencapai Rp6,8 triliun sepanjang November 2024.

Lalu, PT Bank Mandiri Persero (BMRI) mencatatkan pelemahan harga saham 7,52% dalam sebulan ke Rp6.150. Tercatat, net sell asing BMRI mencapai Rp2,45 triliun dalam sebulan.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan penurunan harga saham 4,08% dalam sebulan ke Rp10.000 per lembar. Kemudian, net sell asing BBCA mencapai Rp3,13 triliun sepanjang November 2024.

Emiten dengan kapitalisasi pasar jumbo, ADRO juga mencatatkan kinerja saham yang jeblok 45,12% dalam sebulan ke Rp2.080 per lembar. Catatan net sell asing ADRO mencapai Rp1,26 triliun sepanjang November 2024.

Jebloknya IHSG pada November 2024 terjadi seiring dengan momentum kemenangan Trump dalam kontestasi Pilpres AS. Dilansir Bloomberg, kemenangan Trump membuat dolar AS yang menguat dan imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi. Kemudian, dana asing pun lari dari pasar negara berkembang seperti Indonesia.

“Apa yang awalnya menjadi pendorong utama bagi Asean, seperti dolar AS yang lebih rendah karena suku bunga dan inflasi yang lebih rendah, dalam beberapa bulan menjelang pemilihan AS telah berubah menjadi hambatan,” kata Head of Research di Valverde Investment Partners Pte. Niklas Olausson dikutip dari Bloomberg pada beberapa waktu lalu.

Olausson menambahkan, khusus Indonesia saat ini masih kekurangan katalis positif di level makro untuk bisa menarik kembali dana asing tersebut. Dia pun melihat pemerintah baru di Indonesia saat ini masih memerlukan waktu untuk implementasi sejumlah kebijakan.

Adapun, diharapkan beberapa kebijakan pemerintah bisa menarik kembali dana asing yang sempat keluar saat ini. "Tidak mengejutkan investor melakukan penyesuaian portofolio," ujarnya.

Sebelumnya, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata juga mengatakan kemenangan Trump memang membawa pengaruh larinya dana asing dari emerging market. "Trump akan mengutamakan investasi dan pembangunan ke dalam negaranya sendiri," ujarnya.

Alhasil, menurutnya Indonesia harus lebih kompetitif untuk menjadi atraktif. "Di masa Trump pertama, FDI [foreign direct investment] Indonesia juga tidak meningkat signifikan, dibandingkan masa Biden," ujar Liza.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper