Bisnis.com, JAKARTA – Aset kripto pertama dan terbesar yaitu Bitcoin (BTC) terus bertumbuh sejak diluncurkan pada 2009. Kinerjanya pun jauh mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun emas sebagai aset safe haven.
Jika dibandingkan dengan dua instrumen investasi misalnya emas dan IHSG, Bitcoin unggul dari sisi return of investment (ROI) dalam 15 tahun terakhir. Harga per gram emas Antam pada awal 2009 sekitar Rp322.000 dan pada 2024 mencapai Rp1.399.000 atau mencatatkan ROI 334,26%. Di sisi lain, IHSG Indonesia pada 2009 berada di sekitar 1.355 poin dan pada 2024 per 25 November ada di level 7.200 poin atau ROI di kisaran 431,37%.
Sementara itu, saat diluncurkan pada 2009, Bitcoin hanya bernilai sekitar US$0.000764 per BTC atau dengan kurs saat itu di Rp10.000, harga BTC hanya sekitar Rp7.64. Melaju ke 14 tahun kemudian di tahun 2024, harga BTC sempat menyentuh US$99.655 setara Rp1.579.731.000 yang berarti persentase kenaikannya hingga 13 miliar persen.
Jika membandingkan kinerjanya secara tahun berjalan. Harga emas Antam sebesar Rp1.130.000 per gram, pada Rabu (27/11/2024), sebesar Rp 1.504.000 per gram, naik 33%.
Adapun, sehubungan dengan libur Pilkada, harga terakhir IHSG perdagangan Selasa, (26/11/2024), mencatatkan penurunan sebesar 68,22 poin atau 0,93%, ke level 7.245,88. Sepanjang tahun berjalan, IHSG turun 0,37%, dari penutupan perdagangan 2023 sebesar 7.272,79.
Sementara itu, harga Bitcoin, mengalami kenaikan 117,5% sepanjang 2024, dari US$42.280 pada awal Januari, menjadi US$91.978 pada pagi ini.
Baca Juga
Bitcoin saat ini masuk dalam jajaran 10 besar aset paling bernilai di dunia dan berada di posisi ke-7 dengan kapitalisasi pasar mencapai $1,824 triliun. Dengan begitu, Bitcoin lebih unggul dibandingkan perusahaan minyak raksasa Saudi Aramco, perak, dan perusahaan Meta milik Mark Zuckerberg.
Head of Product Marketing Pintu Iskandar Mohammad mengungkapkan banyak faktor pendorong kenaikan harga Bitcoin sebagai sentimen baru-baru ini di antaranya, menangnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47, masuknya arus uang dari produk ETF BTC mencapai US$2 miliar, mundurnya Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS Gary Gensler, hingga positifnya data makroekonomi khususnya di AS, yang seluruhnya meningkatkan ketertarikan investor berinvestasi pada Bitcoin.
Menurut data dari Triple-A, jumlah orang yang memiliki aset crypto di seluruh dunia terus bertambah. Pada 2023 jumlahnya sekitar 420 juta orang, kemudian di 2024 ini sudah naik hingga 34% atau mencapai 562 juta orang.
Investor kripto yang masuk dalam kategori retail, seringkali bertanya waktu yang tepat untuk berinvestasi pada Bitcoin, terutama karena volatilitas dan asumsi bahwa harga Bitcoin sudah terlalu tinggi. Namun, setelah mencapai harga tertingginya di US$69 ribu pada November 2021, Bitcoin kembali menunjukkan ketahanannya dengan hampir mendekati harga US$100.000.
"Ini membuktikan peran Bitcoin sebagai aset lindung nilai (store of value) serta memiliki potensi memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan aset lainnya,” ujar Iskandar.
Lebih jauh, Pintu menyebut 2025 sebagai waktu BTC masuk dalam fase bullish, investor dan trader kripto dapat memaksimalkan keuntungan investasinya dalam fase saat ini.
"Untuk trader pro, aplikasi PINTU menawarkan produk unggulan Pintu Pro Futures, yang memungkinkan trader berinvestasi pada derivatif crypto dengan leverage hingga 25x. Trader dapat mengambil posisi long atau short tanpa expiry date pada aset seperti BTC, ETH, SOL, dan lainnya," terangnya.
Peluncuran produk baru ini juga menjadi bagian dari upayanya memanfaatkan momentum bullish kripto terutama Bitcoin. Selain itu, Pintu Pro Futures dilengkapi dengan fitur risk management, seperti indikator margin, auto close open order, dan kalkulasi margin yang transparan, untuk membantu pengguna mengelola risiko likuidasi secara lebih efektif.
“Terakhir, bagi investor pemula, aplikasi Pintu menyediakan solusi investasi crypto dengan tampilan intuitif dan akses ke ratusan aset crypto, termasuk Meme koin. Dengan aplikasi Pintu, pengguna dapat dengan mudah memulai perjalanan investasi crypto,” terang Iskandar.