Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Window Dressing Jadi Harapan Rebound IHSG Akhir Tahun

Potensi window dressing di akhir tahun diharapkan dapat mendorong IHSG yang berkinerja paling buruk se-Asia Tenggara saat ini.
Karyawan melintas didekat layar yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta./ JIBI/Bisnis/Abdurachman
Karyawan melintas didekat layar yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta./ JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi indeks berkinerja terburuk se-Asia Tenggara saat ini. Window dressing di akhir tahun dilihat dapat menjadi salah satu katalis positif pendorong IHSG pada akhir tahun.

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibowo menjelaskan posisi Indonesia saat ini sebagai negara berkembang membuat kinerja indeks dipengaruhi oleh masuk dan keluarnya asing. 

"Saat ini posisi terpilihnya Donald Trump membuat harapan Amerika bisa menjadi tumbuh perekonomiannya, sehingga [investor] asing keluar dari Indonesia [masuk ke AS] karena Amerika merupakan negara yang memiliki risiko rendah," kata Azis, Jumat (22/11/2024). 

Di satu sisi, lanjut Azis, China juga akan terus memberikan stimulus besar-besaran. Hal itu membuat investor lebih tertarik menempatkan dananya di negara berkembang tersebut.

Meski demikian, Azis memandang pelemahan IHSG dapat menjadi daya tarik kembali karena saat ini posisi ekonomi Indonesia juga masih kuat. Akan tetapi, saat ini pergerakan IHSG memang masih terpengaruh oleh investor asing yang lari ke Amerika Serikat saat ini. 

Di sisi lain, window dressing yang menjadi harapan pemulihan IHSG menurut Azis mungkin terjadi jika ada sentimen positif dengan harapan pemerintah bisa memberikan kebijakan fiskal yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan mungkin sudah tidak ada sentimen ke IHSG untuk bulan November.

Menurutnya, sentimen bagi IHSG tersisa hanya Pilkada saja, yang ternyata tidak memberikan dampak positif bagi daya beli dan konsumsi. 

"Apalagi belanja tersebut juga jauh lebih terbatas pada pilkada ini," ucap Nico. 

Saat ini, lanjutnya, investor pasar modal hanya bisa mengandalkan potensi penurunan tingkat suku bunga The Fed. Namun, sebagai catatan belum tentu ketika The Fed memangkas tingkat suku bunga, Indonesia juga akan menurunkan tingkat suku bunga karena volatilitas rupiah yang kian melemah. 

Hal tersebut membuat Bank Indonesia akan terasa sulit untuk memilih menurunkan tingkat suku bunga. 

Meski demikian, lanjut Nico, IHSG masih dapat berharap pada potensi window dressing yang bisa terjadi pada bulan depan. Menurutnya, dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, IHSG hanya satu kali merasakan koreksi pada tahun 2022 silam. 

"Window dressing kami harapkan akan menjadi pemanis bagi pergerakan pasar bulan Desember karena rata-rata kenaikan IHSG pada bulan December adalah 3,40%," tutur Nico.

Sebagai informasi, IHSG sejak awal tahun melemah 1,06%. Hal ini membuat IHSG menjadi indeks berkinerja terburuk di Asia Tenggara, dan menjadi indeks berkinerja terburuk kedua di Asia. 

Di Asia Tenggara, gerak IHSG tercatat tertinggal dari indeks-indeks negara lainnya dan menempati posisi ke-6 dari enam negara Asia Tenggara lainnya. Apabila dibandingkan dengan indeks Thailand yang berada di posisi ke-5 misalnya, SET Index telah mengalami penguatan 2,15%.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper