Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsolidasi 7 BUMN Karya Demi Percepatan Hilirisasi dan Swasembada

Konsolidasi 7 BUMN Karya menjadi 3 entitas dinilai berperan penting dalam mendukung target hilirisasi hingga swasembada pangan dan energi.
Menteri BUMN Erick Thohir dan Wamen BUMN Dony Oskaria seusai rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (4/11/2024)./Bisnis-Dionisio Damara Tonce
Menteri BUMN Erick Thohir dan Wamen BUMN Dony Oskaria seusai rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (4/11/2024)./Bisnis-Dionisio Damara Tonce

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian BUMN berencana mengonsolidasikan tujuh BUMN Karya menjadi tiga perusahaan induk.

Tujuh perusahaan konstruksi tersebut meliputi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Hutama Karya (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).

Lantas, bagaimana peran atau tujuan dari konsolidasi BUMN Karya melalui tiga perusahaan induk itu ke depan?

Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan konsolidasi perusahaan pelat merah konstruksi alias BUMN Karya akan berperan penting dalam mewujudkan hilirisasi hingga swasembada pangan dan energi.

Menurutnya, sektor infrastruktur memiliki peran vital dalam menunjang target percepatan program swasembada pangan, energi, serta hilirisasi yang menjadi salah satu visi pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.

“Infrastruktur ini menjadi sebuah kunci kesuksesan dari swasembada energi, pangan, hilirisasi karena dengan infrastruktur kami bisa menekan seluruh biaya logistik di pelabuhan, bandara, jalan tol, maupun jalan-jalan yang ada di daerah,” ujar Erick dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (15/11/2024).

Untuk merealisasikan target pemerintah, jelasnya, konsolidasi 7 BUMN Karya akan dipayungi oleh tiga perusahaan induk.

“Tadi kita sudah bicara bahwa ketujuh BUMN ini nanti akan dipayungi oleh tiga induk, jadi ini hanya bagian kita restrukturisasi,” ucap Erick.

Erick yang juga menjabat Ketua Umum PSSI memastikan perampingan BUMN Karya tidak akan mengganggu penugasan. Konsolidasi ini bahkan diklaim mampu mempercepat, sekaligus mendorong efektivitas program strategis nasional.

Di samping itu, dia menekankan bahwa program bersih-bersih di BUMN karya juga terus berlanjut sebagai komitmen menciptakan tata kelola perusahaan yang baik.

“Kami bekerja keras untuk memastikan bahwa BUMN karya ini berada dalam kondisi sehat dan menjalankan efisiensi dengan baik,” ucap Erick.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menambahkan konsolidasi BUMN Karya juga bertujuan menciptakan spesialisasi yang dibagi berdasarkan kompetensi.

Skemanya, Waskita yang dipasangkan dengan Hutama Karya bakal fokus di sektor jalan tol, non-tol, institutional building, dan residensial komersial. Adapun WIKA dengan PTPP di sektor pelabuhan laut, bandar udara, EPC, dan residensial.

Sementara itu, Adhi Karya, Brantas Abipraya, dan Nindya Karya memegang spesialisasi konstruksi di sektor air, kereta, rel, dan beberapa sektor lainnya.

“Contohnya, seperti Adhi yang bangun LRT, Brantas membangun bendungan. Mereka fokus di situ karena lebih advance. Kalau PP gedung-gedungnya bagus, gitu contohnya. Jadi, berdasarkan kompetensi mereka,” tutur Kartika.

Dia menyatakan langkah konsolidasi awal akan dimulai dari Waskita dan Hutama Karya. Namun, hingga saat ini, pihaknya masih memfinalisasi peraturan pemerintah (PP) terkait inbreng saham pemerintah di Waskita ke Hutama Karya.

Melalui inbreng atau pengalihan saham tersebut, arus kas Waskita diharapkan lebih sehat berkat dukungan Hutama Karya (HK) sebagai induk perusahaan.

“Dengan HK di atas [induk usaha] yang sehat, otomatis HK bisa mendukung dari sisi arus kasnya. Lalu, semisal ada proyek-proyek di Trans Sumatra, dia [Waskita] bisa menjadi subkontraktor HK, sehingga harapannya Waskita mendapatkan cashflow dan proyek secara lebih berkesinambungan,” ujar Kartika atau akrab disapa Tiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper