Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir & Menteri PU Bahas Merger 7 BUMN Karya, Begini Skenarionya

Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri PU Dody Hanggodo membahas rencana merger BUMN Karya.
Menteri BUMN Erick Thohir bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo selepas menggelar rapat di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (15/11/2024) - BISNIS/Nyoman Ary Wahyudi.
Menteri BUMN Erick Thohir bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo selepas menggelar rapat di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (15/11/2024) - BISNIS/Nyoman Ary Wahyudi.

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri BUMN Erick Thohir bersama dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo tengah mematangkan rencana penggabungan 7 BUMN karya menjadi 3 perusahaan induk. 

Erick dan Dody baru saja menggelar rapat tertutup di Kementerian BUMN, Jumat (15/11/2024), salah satunya membahas persetujuan dari otoritas PU ihwal rencana merger BUMN Karya tersebut. 

“Tadi kita sudah bicara menjelaskan bahwa ketujuh BUMN ini nanti akan dipayungi oleh 3 induk, jadi ini hanya bagian kita restrukturisasi,” kata Erick selepas pertemuan dengan Dody. 

Erick memastikan merger BUMN Karya tidak bakal menganggu penugasan yang diberikan oleh pemerintah. Malahan, kata dia, merger bakal mendorong percepatan pengerjaan proyek dari BUMN Karya.

“Kemarin pak Wamen Tiko dan tim kita kerja keras, bagaimana memastikan BUMN Karya ini sehat dan kita pastikan efisiensi,” kata Erick. 

Adapun, tujuh BUMN itu adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Hutama Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero). 

ADHI akan menjadi induk holding bagi Brantas dan Nindya, sementara Waskita akan bergabung ke Hutama Karya. Adapun PTPP dipasangkan dengan WIKA. 

Penggabungan itu diharapkan dapat membuat 7 perusahaan kontruksi pelat merah berjalan sesuai spesialisasinya. 

Misalkan, Hutama Karya dan Waskita mempunyai spesialisasi di sektor jalan tol. Selain itu, berdasarkan paparan Kementerian BUMN dalam rapat dengan Komisi VI DPR beberapa waktu lalu, kedua perusahaan tersebut juga diarahkan untuk menggarap proyek non-tol, institutional building, hingga residensial komersial.

Sementara itu, WIKA dan PTPP fokus menggarap pelabuhan laut, bandara udara, EPC, serta residensial. Adapun ADHI, Nindya Karya, dan Brantas Abipraya memegang spesialisasi konstruksi di sektor air, kereta, rel, dan beberapa sektor lainnya

PERSIAPAN BUMN KARYA

Dalam kesempatan sebelumnya, Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya menyampaikan bahwa perseroan telah mempersiapkan sejumlah hal guna menyambut instruksi Kementerian BUMN terkait rencana peleburan tersebut.    

“Yang kami persiapkan saat ini adalah kesiapan sistem dan tata kelolanya. Kapan pun itu menjadi arahan Kementerian BUMN, yang penting secara sistem dan tata kelola sudah kami siapkan,” tutur Mahendra saat ditemui di Jakarta, Selasa (2/4/2024) malam.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama ADHI Entus Asnawi Mukhson menyatakan telah menerima surat persiapan dari Erick Thohir perihal rencana pembentukan holding BUMN Karya. 

Entus menjelaskan saat ini perseroan sedang menghitung valuasi perusahaan secara mandiri, tanpa melibatkan Brantas Abipraya dan Nindya Karya. 

“Jadi, kami menyiapkan valuasi sendirian saja. Kalau waktunya turun supaya segera kami masing-masing sudah punya valuasi dan nilai market yang wajar,” kata Entus. 

Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi menuturkan rencana konsolidasi itu sejatinya sudah beredar lama, bahkan Kementerian BUMN telah melakukan kajian penggabungan antara PTPP dengan WIKA. Proses ini pun diperkirakan sudah menuai hasil. 

“Kajiannya memang sudah dimulai dan kajian tersebut sepertinya mulai sudah ada hasilnya, meskipun kita masih menunggu hasil detailnya seperti apa,” ucap Bakhtiyar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper