Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) akan terus mengembangkan produk kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF), dengan mengacu pada indeks asing seperti Nikkei 225 dari Jepang dan Hang Seng dari Hong Kong.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik menuturkan usai meluncurkan lima saham dari 45 saham sebagai underlying SSF saat ini, BEI juga menjajaki untuk underlying indeks asing.
"Yang index luar negeri saat ini Bursa sedang dalam proses diskusi dengan pemegang lisensinya. Kalau di Jepang dengan Nikkei dan di Hong Kong dengan Hang Seng," ujar Jeffrey di Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Jeffrey juga menambahkan BEI juga melakukan diskusi dengan penyelenggara indeks global Seperti MSCI untuk penggunaan lisensi untuk futures indeks asing di Jepang.
"Kami mau memastikan underlying yang kami gunakan mendapatkan lisensi secara legal," tutur Jeffrey.
Jeffrey juga menyebut saat ini dengan peluncuran lima saham dari 45 saham yang ada di LQ45 sebagai underlying SSF, masih terdapat ruang untuk menambah underlying.
Baca Juga
Selain itu, kata Jeffrey, saat ini terdapat 12 hingga 13 Anggota Bursa yang telah menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi dalam perdagangan produk derivatif SSF.
Jeffrey juga menuturkan pada hari pertama launching SSF terdapat transaksi 149 kontrak, dengan nilai Rp84,8 juta. Sementara itu, untuk transaksi YTD sejak pre-launching, terdapat transaksi SSF sebanyak 1.107 kontrak, dengan nilai Rp749,9 juta.
Sebagai informasi, SSF yang diluncurkan Bursa hari ini menggunakan anggota Indeks LQ45 sebagai konstituen underlying. Underlying SSF tersebut merupakan lima saham yang likuid dan memiliki fundamental baik, yaitu BBRI, BBCA, MDKA, TLKM, dan ASII.
Investor yang ingin bertransaksi SSF dapat membuka rekening derivatif di Perusahaan Sekuritas Anggota Bursa (AB) yang telah memperoleh izin sebagai AB derivatif.
Saat peluncuran, terdapat 3 AB derivatif, yaitu PT Binaartha Sekuritas, PT Ajaib Sekuritas Asia, dan PT Phintraco Sekuritas. Adapun PT Binaartha Sekuritas juga bertindak sebagai Liquidity Provider atas perdagangan SSF di pasar sekunder.
Sementara itu, Presiden Direktur Binaartha Sekuritas Adi Indarto Hartono menuturkan produk derivatif SSF bermanfaat untuk lindung nilai atau hedging terhadap aset saham investor. Adi mengatakan SSF dapat mempertahankan nilai dari aset investor.
"Kalau kita beli SSF jauh lebih murah, karena kan hanya investasi di marjinnya. Buat kami SSF sangat menarik untuk hedging terhadap saham," ucap Adi.
Adapun sampai saat ini, Adi menuturkan jumlah investor SSF Binaartha Sekuritas baru mencapai 200 investor.