Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 3 Oktober 2024

Mata uang rupiah diproyeksi melanjutkan pelemahan pada perdagangan hari ini, Kamis (3/10/2024), ke kisaran di atas Rp15.300 per dolar AS.
Ana Noviani, Erta Darwati
Ana Noviani & Erta Darwati - Bisnis.com
Kamis, 3 Oktober 2024 | 05:52
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah diproyeksi melanjutkan pelemahan pada perdagangan hari ini, Kamis (3/10/2024), ke kisaran di atas Rp15.300 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup turun 0,41% atau 62 poin ke posisi Rp15.268 per dolar AS pada perdagangan Rabu (2/10/2024). Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau melemah 0,01% ke posisi 100,917.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,29%, rupee India melemah 0,02%, ringgit Malaysia melemah 0,26%, dolar Taiwan melemah 0,63%, peso Filipina melemah 0,01%, baht Thailand melemah 0,53%, dan yuan China melemah 0,11%.

Sementara itu, won Korea menguat 0,55%, dolar Singapura menguat sebesar 0,02%, dan dolar Hong Kong menguat 0,08%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa pada perdagangan kemarin mata uang rupiah ditutup melemah 62 poin sebelumnya sempat melemah 65 point di level Rp15.268 dari penutupan sebelumnya di level Rp15.206 per dolar AS.

"Untuk perdagangan Kamis [3/10/2024] mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi berpotensi ditutup melemah direntang Rp15.250- Rp15.320 per dolar AS," paparnya dalam riset, dikutip Kamis (3/10/2024).

Ibrahim menjabarkan dua sentimen global yang bakal mempengaruhi gerak mata uang global dalam jangka pendek, yakni konflik Iran-Israel dan data ekonomi Amerika Serikat.

Menurutnya, kekhawatiran konflik di Timur Tengah dapat berubah menjadi perang yang lebih luas setelah Iran menembakkan rudal balistik ke Israel. Seperti diberitakan, Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel pada Selasa (1/10/2024) sebagai balasan atas kampanye Israel terhadap sekutu Hizbullah Teheran di Lebanon.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji Iran akan membayar serangan rudalnya terhadap Israel, sementara Teheran mengatakan setiap pembalasan akan ditanggapi dengan kehancuran besar meningkatkan kekhawatiran akan perang yang lebih luas.

Presiden AS Joe Biden menyatakan dukungan penuh AS untuk Israel, sekutu lamanya, dan Dewan Keamanan PBB menjadwalkan pertemuan di Timur Tengah.

Fokus pasar saat ini beralih ke data penggajian swasta AS yang akan dirilis pada Rabu (3/10) dengan para pedagang juga waspada terhadap perselisihan perburuhan di pelabuhan AS.

Pekerja dermaga di Pantai Timur dan Gulf Coast memulai aksi mogok berskala besar pertama mereka dalam hampir 50 tahun pada Selasa, yang menghentikan arus sekitar setengah dari pengiriman laut negara itu.

Selain itu, dalam debat yang disiarkan secara nasional, Senator AS JD  Vance, pilihan Donald Trump dari Partai Republik sebagai calon wakil presidennya, berhadapan dengan Gubernur Minnesota Tim Walz, yang ditunjuk oleh Kamala Harris dari Partai Demokrat untuk menjadi calon nomor 2, meskipun acara tersebut disambut dengan respons pasar yang tidak terlalu antusias.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper