Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 2,20% pada perdagangan hari ini, Senin (30/9/2024). Kinerja saham sejumlah emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu seperti BREN, BRPT hingga CUAN terpantau kompak ambrol.
Berdasarkan data RTI Business, IHSG membukukan pelemahan sebesar 2,2% atau 168,98 poin ke level 7.527,92. Level IHSG saat ini pun menjadi yang terendah dalam sebulan perdagangan atau pada September 2024.
Sebelum ambrol, IHSG sempat mencapai level tertinggi pada perdagangan hari ini, yakni saat pembukaan, di level 7.696,91.
IHSG ditutup dengan nilai transaksi mencapai Rp14,8 triliun, dengan volume saham mencapai 24,03 miliar lembar saham. Adapun, transaksi ditutup dengan frekuensi 1,36 juta kali.
Pada perdagangan hari ini, emiten milik Prajogo Pangestu mencatatkan kinerja saham yang jeblok. Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) misalnya ambrol 8,01% ke level Rp6.600 per lembar.
Saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) turun 3,67% ke posisi Rp1.050, dan saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) anjlok 5,06% ke posisi Rp7.500.
Baca Juga
Senasib, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) tergerus 4,51% ke level Rp8.475 per saham.
Saham BREN pun masuk ke dalam jajaran top losers. Selain BREN, saham top losers lainnya adalah PT Panca Mitra Multipradana Tbk. (PMMP) yang turun 10,07%.
Kemudian harga saham PT Multipolar Tbk. (MLPL) ambrol 9,41%, dan saham PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) turun 8,57%.
Terdapat deretan saham yang berkinerja moncer dan jadi top gainers di tengah jebloknya IHSG hari ini. Harga saham PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (KIOS) misalnya naik 28%.
Lalu, saham PT Perdana Karya Perkasa Tbk. (PKPK) naik 22,15% serta saham PT Formosa Ingredient Factory Tbk. (BOBA) naik 15,73%.
Sebelumnya, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pergerakan IHSG hari ini dibayangi dinamika market global dan regional yang cenderung beragam, dibarengi nilai tukar rupiah yang cenderung stabil, serta jelang rilis data perekonomian awal bulan.
“IHSG terlihat masih berada dalam kondisi uptrend jangka panjang, peluang koreksi wajar dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi beli,” tulisnya dalam riset.
___________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.