Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis menuju level 7.744,51 pada penutupan Kamis (26/9/2024). Kenaikan indeks komposit terjadi di tengah penguatan saham BREN, serta penurunan harga BBRI dan BBCA.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup menguat sebesar 3,61 poin atau 0,05% menuju posisi 7.744,51. Pada perdagangan hari ini, indeks komposit dibuka pada level 7.740,86 dan mencapai level tertingginya di 7.763,08.
Tercatat, sebanyak 281 saham menguat, 310 saham menurun, dan 211 saham bergerak di tempat. Adapun kapitalisasi pasar atau market cap berada di level Rp12.993,82 triliun.
Dari saham berkapitalisasi jumbo, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) memimpin penguatan lewat kenaikan sebesar 4,66% menuju level Rp7.300 per saham.
Peningkatan tersebut diikuti saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) yang meningkat 2,23% menjadi Rp9.150, sedangkan saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) tumbuh sebesar 1,22% menuju posisi Rp41.550 per saham.
Sementara itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melemah 5,16% ke Rp5.050 dan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 1,38% ke Rp10.700 per saham.
Baca Juga
Saham top gainers pada perdagangan hari ini dihuni oleh PT Carsuring Tbk. (CRSN) yang melesat 13,98% ke Rp106. Posisi tersebut disusul oleh saham PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk. (TRON) dengan kenaikan sebesar 13,46% menuju Rp118 per saham.
Adapun penghuni saham paling boncos atau top losers hari ini adalah saham PT Andalan Sakti Primaindo Tbk. (ASPI) yang merosot 10,53% ke level Rp272. Berikutnya ada saham PT Megapower Makmur Tbk. (MPOW) dengan pelemahan 9,09% ke Rp80.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menuturkan IHSG ditutup menguat 0,23% ke level 7.723,25 pada perdagangan sesi pertama. Secara teknikal, terlihat pelebaran negative slope pada MACD serta potensi death cross antara MA 5 dan MA 20.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya sebelumnya memperkirakan IHSG akan menguat pada perdagangan hari ini dengan rentang pergerakan 7.719—7.978.
Menurutnya, pola pergerakan IHSG terlihat betah dalam rentang konsolidasi wajar dengan potensi kenaikan terbatas, demikian juga peluang koreksi terbatas dalam jangka pendek.
“Momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam kondisi uptrend,” paparnya.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.