Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10 Tahun Jokowi, Produksi Sektor Pertanian Terus Merosot

Indef mencatat pertumbuhan produksi sektor pertanian konsisten mengalami penurunan sepanjang 10 tahun pemerintahan Presiden Jokowi.
Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangannya kepada awak media di Pasar Soponyono, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur pada Jumat, 6 September 2024. Foto: BPMI Setpres/Rusman
Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangannya kepada awak media di Pasar Soponyono, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur pada Jumat, 6 September 2024. Foto: BPMI Setpres/Rusman

Bisnis.com, JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mencatat pertumbuhan produksi sektor pertanian konsisten mengalami penurunan sepanjang 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kepala Center of Food, Energy, Sustainable Development Indef, Abra Talattof, menuturkan secara historis sejak presiden Jokowi dilantik pada 2014 hingga akhir 2023 pertumbuhan sektor pertanian tercatat turun 294 basis poin (bps).

“Pertumbuhan sektor pertanian terus mengalami kemerosotan, dari 4,24% pada 2014 menjadi 1,3% pada 2023,” jelas Abra dalam diskusi virtual bertajuk Penguatan Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan: Pekerjaan Rumah Pemerintah Prabowo-Gibran, Minggu (22/9/2024). 

Dia menjelaskan, secara historis tren tergerusnya pertumbuhan sektor pertanian itu telah terjadi sebelum Pandemi Covid-19 melanda. Di mana, pada 2019 pertumbuhan pertanian RI telah merosot menjadi 3,6%.

Alhasil, pangsa sektor pertanian terhadap PDB tercatat semakin menyusut dari 13,34% pada saat Jokowi pertama kali menjabat pada 2014, menjadi 12,53% pada 2023.

Jadi, ada atau tidak ada Covid kinerjanya terus merosot. Peranannya pada PDB juga terus menyusut dari13,3% menjadi 12,5% di era periode pemerintahan Jokowi,” tegasnya. 

Sementara itu, bila ditilik lebih jauh, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB sempat menyentuh level 30,2% pada tahun 1975. Kemudian pada orde baru di 1995 pangsa sektor pertanian terhadap PDB tercatat duduk di level 17,1%.

Seiring dengan terus melemahnya sektor pertanian itu, kontribusinya terhadap penyerapan lapangan kerja juga terus menyusut dari 46% pada tahun 1995 menjadi 29,4% pada 2023. 

“Faktor kesejahteraan yang tak menjamin di sektor pertanian sehingga sangat wajar para tenaga kerja kita meninggalkan sektor pertanian dan beralih khususnya di sektor jasa,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper