Bisnis.com, JAKARTA – Harga kontrak berjangka komoditas pertanian mendekati level terendah barunya di bursa Chicago, AS. Hal itu seiring dengan kondisi cuaca yang secara umum masih mendukung pertanian di Negeri Paman Sam.
Berdasarkan data Bloomberg, harga jagung kontrak pengiriman Desember bertahan di atas ambang psikologis sebesar US$4 per gantang, dengan tanaman paling banyak dibudidayakan di AS ini diperkirakan akan mencetak rekor panen. Sebelumnya, harga turun 0,4% menjadi US$4.092 per gantang.
Sementara itu, harga kedelai kontrak pengiriman November naik 0,6% atau meninggalkan level harga US$10 per gantang menjadi US$9.952 per gantang.
Sedangkan gandum kontrak pengiriman September naik 0,1% menjadi US$5.172 per gantang setelah sempat jatuh ke level terendah dalam 12 minggu sebelum sedikit menguat.
Adapun, curah hujan yang melimpah di AS telah meningkatkan prospek hasil panen, sementara permintaan terhadap biji-bijian tetap relatif kuat.
Hightower Report menyebut dalam catatannya bahwa ekspektasi pelaku pasar untuk harga jagung berjangka bergerak naik pada akhir pekan ini tidak akan terjadi. Dia mengatakan pergerakan harga pekan ini sudah mulai menguji level terendah.
"Pola cuaca kering dan panas pada Agustus tahun lalu, yang berdampak negatif pada pengisian biji, tampaknya tidak menjadi masalah besar tahun ini, dan panen masih berada di jalur untuk menjadi sangat besar," tulis Hightower Report, dikutip Bloomberg, Selasa (5/8/2025).
Sementara itu, berdasarkan data Departemen Pertanian AS (USDA) pada Senin (4/8/2025), inspeksi ekspor meningkat untuk gandum dan kedelai, namun menurun untuk jagung. Adapun, USDA akan merilis penilaian kondisi tanaman setelah perdagangan ditutup.