Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menuturkan terdapat lima anggota bursa yang tertarik menjadi liquidity provider atau penyedia likuiditas untuk saham-saham yang berada dalam papan pemantauan khusus.
Jeffrey mengatakan BEI telah menggelar sejumlah diskusi bersama dengan sejumlah perusahaan efek ihwal rencana pembentukan penyedia likuiditas tersebut.
“Sampai saat ini ada lima anggota bursa yang menyatakan minat menjadi liquidity provider saham,” ujarnya di BEI, Jakarta, Jumat (13/9/2024).
Jeffrey menambahkan lembaganya bakal mengadakan sejumlah diskusi dengan perusahaan efek lainnya untuk membentuk liquidity provider tersebut.
Pertemuan-pertemuan itu, kata dia, berencana untuk merumuskan lebih lanjut terkait dengan rancangan peraturan bursa untuk liquidity provider saham.
Sementara itu, dia mengatakan, lima anggota bursa yang tertarik bergabung itu berasal dari perusahaan asing dan dalam negeri.
Baca Juga
“Kita akan mulai sambil menunggu nanti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK)-nya keluar,” paparnya.
Seperti diketahui, BEI mendorong penerapan liquidity provider untuk dengan tujuan meningkatkan likuiditas atas saham-saham yang tergolong illiquid to medium illiquid.
Rencananya, izin Liquidity Provider Saham akan diberikan kepada Anggota Bursa Efek yang mendapat persetujuan dari Bursa untuk melakukan kewajiban kuotasi.
Terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh Liquidity Provider untuk memitigasi risiko seperti persyaratan system, SOP, dan juga risk management yang baik.
Untuk memastikan bahwa Liquidity Provider memberikan harga yang terbaik kepada pelaku pasar, BEI juga akan menentukan minimum volume, maximum spread dan minimum presence atau durasi waktu kuotasi yang harus dipenuhi oleh Anggota Bursa yang berminat menjadi Liquidity Provider.
Sebelumnya, RHB Sekuritas berminat untuk menjadi penyedia likuiditas untuk saham-saham yang berada dalam papan pemantauan khusus.
Head of Equity Derivatives RHB Sekuritas Kenneth Zhao menjelaskan inisiatif liquidity provider merupakan ide yang menarik untuk mendongkrak aktivitas perdagangan di pasar modal Indonesia. Menurutnya, RHB Sekuritas tertarik untuk menjadi bagian dari inisiatif ini.
"RHB tertarik untuk menjadi bagian dari inisiatif baru ini dan akan menyiapkan sumber daya setelah kami menyelesaikan proyek-proyek yang sedang berjalan dan dalam proses," ujarnya, Jumat (5/7/2024).
RHB menilai terdapat keuntungan menjadi liquidity provider, tetapi juga terdapat risiko yang timbul dari aktivitas tersebut.
Di sisi lain, Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mengarah untuk menjadi liquidity provider. Hal ini karena fokus BRI Danareksa Sekuritas masih pada hal-hal lainnya.
"Sampai saat ini kami belum mengarah untuk menjadi liquidity provider karena masih fokus ke pengembangan di bidang lain," ujarnya.