Bisnis.com, JAKARTA – Sederet strategi diyakini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mampu mendorong kinerja perusahaan konstruksi pelat merah di tengah indikasi penurunan postur anggaran infrastruktur pada 2025.
Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan bahwa indikasi penurunan anggaran tidak akan membuat perusahaan konstruksi berdiam diri. Sejumlah strategi bakal diterapkan guna memperkuat daya saing BUMN Karya di masa mendatang.
Kartika atau akrab disapa Tiko menjelaskan strategi penguatan BUMN Karya meliputi spesialisasi segmen proyek, penerapan sistem Enterprise Resource Planning (ERP), serta mengimplementasikan digitalisasi supaya monitoring proyek berjalan akurat.
“Melakukan penguatan kemitraan bisnis baik dalam skala nasional maupun internasional, juga menjadi strategi untuk meningkatkan daya saing BUMN,” ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini.
Menurutnya, kerja sama yang solid dengan sektor swasta dan mitra internasional diharapkan mampu membuka peluang baru, sekaligus meningkatkan kapabilitas BUMN Karya.
Hal itu pun mewujud dalam rencana kolaborasi antara BUMN Karya dengan swasta dalam membangun immersed tunnel atau terowongan laut di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, yang diperkirakan memberi dampak positif bagi perusahaan pelat merah.
Baca Juga
“Dengan adanya kolaborasi tersebut diharapkan tercipta transfer knowledge dan teknologi kepada kita, sehingga secara kualitas SDM [Sumber Daya Manusia] di BUMN juga mendapatkan dampak yang positif,” tuturnya.
Tiko menambahkan BUMN Karya juga dapat memanfaatkan peluang di pasar global guna mendapatkan lebih banyak konsumen, serta meningkatkan pangsa pasar ke depan.
Peluang ini terbuka karena PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), misalnya, mampu menggarap proyek pembangunan North-South Commuter Railway di Filipina pada 2023 dengan total nilai kontrak Rp3,5 triliun.
Selain itu, kata Kartika, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) juga pernah mendapatkan proyek baru dari pemerintah Timor Leste pada Mei 2023 untuk mengerjakan pengembangan Bandara Internasional Presidente Nicolau Lobato.
“Hal-hal seperti ini yang akan terus dilanjutkan oleh BUMN Karya ke depan,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan Nota Keuangan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, pemerintah mengalokasikan anggaran senilai Rp400,3 miliar untuk sektor infrastruktur.
Meski sejatinya masih cukup ekspansif, alokasi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan anggaran pada tahun ini yang mencapai Rp423,4 triliun.
Selain itu, ada juga indikasi penurunan anggaran di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tahun depan, nilai pos APBN untuk kementerian tersebut turun menjadi Rp75 triliun dari Rp146 triliun pada 2024.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.