Bisnis.com, JAKARTA — Emiten peritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) mencatatkan kinerja saham yang bertumbuh dalam sebulan terakhir. Bagaimana prospek LPPF hingga akhir tahun ini?
Berdasarkan data RTI Business, harga saham LPPF pada perdagangan Kamis (5/9/2024) menyusut 0,3% ke level Rp1.645 per lembar. Harga saham LPPF pun turun 17,75% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).
Harga saham LPPF sempat jeblok pada pertengahan tahun ini ke level terendah Rp1.340 per lembar. Kondisi tersebut terjadi di tengah kinerja keuangan yang juga lesu.
Mengacu laporan keuangannya, laba bersih LPPF turun 8,44% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp626,1 miliar. Pendapatan LPPF juga turun 2,57% yoy menjadi Rp3,75 triliun.
Meski begitu, dalam perdagangan sebulan terakhir harga saham LPPF menguat 16,25%. Saham LPPF pun mencatatkan nilai beli asing atau net foreign buy sebanyak Rp10,06 miliar.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan saham LPPF dalam sebulan perdagangan ini mengalami sideways sehingga terjadi overbought.
Baca Juga
Menurutnya, LPPF pada semester I/2024 memang mencatatkan penurunan kinerja keuangan. Kondisi tersebut didorong oleh lemahnya daya beli konsumen serta persaingan yang ketat di pasar.
Namun, ada harapan di pasar terhadap kinerja sektor ritel, termasuk LPPF yang membaik. "Ritel sales index masih baik. Jadi masih optimistis akan prospek ritel di Tanah Air. Sektor ritel pun akan kuat dan resilien di tengah tantangan deflasi," ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (5/9/2024).
Ia merekomendasikan hold untuk LPPF dengan target harga di level Rp1.910.
Equity Research Analyst Ciptadana Sekuritas Alif Ihsanario dalam risetnya mengatakan kinerja lesu LPPF membuat estimasi labanya pun direvisi. Dalam risetnya pada Juli 2024 lalu, target harga LPPF pun dipangkas dari Rp2.160 per lembar menjadi Rp1.650 per lembar. Adapun, Ciptadana Sekuritas merekomendasikan hold untuk LPPF.
Dilansir dari Bloomberg, konsensus analis juga menunjukan bahwa dua sekuritas dari berbagai perusahaan sekuritas yang mengulas saham LPPF menyematkan rekomendasi beli. Kemudian, lima analis memberikan peringkat hold. Ada tiga analis yang merekomendasikan sell.
Sementara, target harga saham LPPF berada di level Rp1.800 dalam 12 bulan ke depan.
Sebelumnya, CEO Matahari Monish Mansukhani mengatakan hasil keuangan di paruh pertama 2024 memang menunjukkan lemahnya kemampuan belanja konsumen yang masih terus berlanjut, terutama untuk pakaian dan alas kaki.
"Meskipun begitu, kami tetap berkomitmen pada rencana-rencana strategis untuk pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya dalam keterangan resmi pada beberapa waktu lalu.
Sebagai strategi untuk mendorong kinerja, Monish mengatakan perseroan berencana untuk meningkatkan produktivitas melalui perluasan area dan penambahan variasi produk dari merek-merek konsinyasi utamanya.
"Rebranding merek-merek eksklusif terus dilakukan untuk menarik lebih banyak pelanggan, dan merek in-house SUKO siap untuk memperluas jangkauannya ke lebih banyak gerai," katanya.
Dia mengatakan Matahari akan terus memanfaatkan influencer dan media sosial untuk meningkatkan kesadaran merek. Perseroan juga merencanakan kampanye besar pada paruh kedua 2024 dengan fokus untuk membangun komunitas dan peningkatan keterlibatan merek.
Menurutnya, berbagai digital terus mengalami kemajuan dengan 58% vendor konsinyasi (CV) kini telah bergabung dengan platform pemasok. User experience diharapkan akan meningkat dengan variasi produk CV yang lebih banyak, live commerce, pemenuhan pesanan dari gerai, dan fitur pencarian yang lebih baik.
Perseroan menunda pembukaan gerai baru untuk paruh kedua tahun ini dan secara selektif membuka gerai hanya di mal-mal berkualitas tinggi. Perseroan tetap berfokus pada pengelolaan biaya.
"Negosiasi biaya sewa pada paruh pertama tahun ini telah menghasilkan penghematan, didukung oleh potongan sewa dan perjanjian sewa yang fleksibel. Inisiatif untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja telah direncanakan untuk paruh kedua tahun ini dan diharapkan dapat membuahkan hasil positif," pungkasnya.
___________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.